Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim pada 2013 menyiapkan anggaran sebesar Rp500 miliar untuk pelaku UMKM, di antaranya untuk usaha peternakan sapi, ternak unggas, dan lainnya dengan nama program Kredit Ternak Sejahtera (KTS).
"Dari total kredit untuk UMKM yang mencapai Rp500 miliar itu, khusus untuk usaha peternakan baru dimanfaatkan oleh kelompok ternak di Kaltim senilai Rp14 miliar lebih," ujar Sapto Hariyadi, Penyelia Kredit UMKM Cabang Utama BPD Kaltim di Samarinda, Jumat.
Dari dana yang sudah digulirkan sebesar Rp14 miliar itu, tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim dengan debitur mencapai 134 orang.
Menurut Sapto, BPD Kaltim tidak memberikan batasan nilai rupiah yang siap disalurkan kepada debitur, tetapi dengan catatan bahwa calon debitur tersebut telah diselia BPD sebagai orang yang serius menjalankan usahanya.
Untuk melihat calon debitur dalam menjalankan usahanya itu, maka banyak cara yang diselia oleh penyelia, di antaranya adalah dengan datang langsung ke lokasi usaha calon debitur. Dari kegiatan ini, maka penyelia dapat menilai profil calon debitur berikut usaha yang dijalankannya.
Kredit dari BPD Kaltim melalui program KTS itu dapat digunakan berbagai kegiatan peternakan, misalnya untuk pembelian indukan sapi betina dan untuk penggemukan.
Sapi indukan memiliki prospek cerah untuk meningkatkan populasi sapi, pasalnya hingga kini peternak Kaltim baru mampu mencukupi kebutuhan konsumsi sapi sebesar 25 persen, sedangkan sisanya yang 75 persen harus didatangkan dari daerah lain.
Menurutnya, digulirkannya program KTS itu karena BPD mensinergiskan program peternakan yang telah dicanangkan Pemprov Kaltim, yakni ingin menuju swasembada daging pada 2014, sekaligus bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Misalnya, jelas Sapto, peternak skala kecil tidak sanggup meningkatkan populasi sapi karena modal yang dimilikinya terbatas, tetapi dengan adanya kredit bunga ringan dari BPD Kaltim, maka peternak mampu membeli sapi bibit untuk meningkatkan populasinya melalui proses kelahiran.
Untuk sapi bibit misalnya, dari dua ekor sapi betina yang dibelinya, maka ke depan sapi itu akan beranak pinak sehingga peternak akan diuntungkan lewat penjualan sapi anakan yang sudah tumbuh.
Kemudian untuk program penggemukkan, modal untuk penggemukan akan menguntungkan karena setelah gemuk akan dijual dengan harga jauh lebih tinggi, yakni bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga beli.
Terkait dengan itu, maka Sapto berharap agar alokasi kredit UMKM 2013 yang sebesar Rp500 miliar itu dapat terserap semua, baik terserap untuk pengembangan ternak sapi, kambing, ternak unggas, budidaya perikanan, dan usaha masyarakat lain di luar peternakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Dari total kredit untuk UMKM yang mencapai Rp500 miliar itu, khusus untuk usaha peternakan baru dimanfaatkan oleh kelompok ternak di Kaltim senilai Rp14 miliar lebih," ujar Sapto Hariyadi, Penyelia Kredit UMKM Cabang Utama BPD Kaltim di Samarinda, Jumat.
Dari dana yang sudah digulirkan sebesar Rp14 miliar itu, tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Kaltim dengan debitur mencapai 134 orang.
Menurut Sapto, BPD Kaltim tidak memberikan batasan nilai rupiah yang siap disalurkan kepada debitur, tetapi dengan catatan bahwa calon debitur tersebut telah diselia BPD sebagai orang yang serius menjalankan usahanya.
Untuk melihat calon debitur dalam menjalankan usahanya itu, maka banyak cara yang diselia oleh penyelia, di antaranya adalah dengan datang langsung ke lokasi usaha calon debitur. Dari kegiatan ini, maka penyelia dapat menilai profil calon debitur berikut usaha yang dijalankannya.
Kredit dari BPD Kaltim melalui program KTS itu dapat digunakan berbagai kegiatan peternakan, misalnya untuk pembelian indukan sapi betina dan untuk penggemukan.
Sapi indukan memiliki prospek cerah untuk meningkatkan populasi sapi, pasalnya hingga kini peternak Kaltim baru mampu mencukupi kebutuhan konsumsi sapi sebesar 25 persen, sedangkan sisanya yang 75 persen harus didatangkan dari daerah lain.
Menurutnya, digulirkannya program KTS itu karena BPD mensinergiskan program peternakan yang telah dicanangkan Pemprov Kaltim, yakni ingin menuju swasembada daging pada 2014, sekaligus bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Misalnya, jelas Sapto, peternak skala kecil tidak sanggup meningkatkan populasi sapi karena modal yang dimilikinya terbatas, tetapi dengan adanya kredit bunga ringan dari BPD Kaltim, maka peternak mampu membeli sapi bibit untuk meningkatkan populasinya melalui proses kelahiran.
Untuk sapi bibit misalnya, dari dua ekor sapi betina yang dibelinya, maka ke depan sapi itu akan beranak pinak sehingga peternak akan diuntungkan lewat penjualan sapi anakan yang sudah tumbuh.
Kemudian untuk program penggemukkan, modal untuk penggemukan akan menguntungkan karena setelah gemuk akan dijual dengan harga jauh lebih tinggi, yakni bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga beli.
Terkait dengan itu, maka Sapto berharap agar alokasi kredit UMKM 2013 yang sebesar Rp500 miliar itu dapat terserap semua, baik terserap untuk pengembangan ternak sapi, kambing, ternak unggas, budidaya perikanan, dan usaha masyarakat lain di luar peternakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013