Sangatta, 22/4 (Antara) - Warga Kampung Perdau Dalam, Desa Sepaso Dalam, Kecamatan Bengalonm, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, meminta pemerintah daerah setempat membangun WC umum yang layak di untuk menghindari buaya yang kerap muncul di sekitar sungai.

"Kami mohon dibangunkan tiga buah WC umum untuk tempat mandi dan buang air besar, karena warga takut disambar buaya di sekitar sungai," kata Ketua Rukun Tetangga 04 Perdau Dalam, Herman, Senin.

RT 04 Kampung Perdau Dalam, Desa Sepaso Dalam, Kecamatan Bengalon memiliki sebanyak 60 Kepala Keluarga atau sekitar 200-an jiwa.

Menurut Ketua RT, Herman, selama ini seluruh warga untuk mandi dan buang air besar di sungai yang hanya menggunakan dua buah jamban tua yang terbuat dari kayu bulat yang sudah keropos dan lantai papan bocor-bocor serta berdinding papan dan terpal.

Ia mengatakan, mandi dan buang air besar bagi warga sudah terbiasa, namun dalam beberapa waktu terakhir buaya sering muncul ke permukaan dan bahkan sudah beberapa warga menjadi korban.

Dalam dua tahun ini sudah tiga warga meninggal dan tidak ketemu jasadnya akibat diterkam buaya saat mandi dan berada di pinggir sungai sekitar.

Dalam satu bulan terakhir, dua warga menjadi korban keganasan buaya Sungai Bengalon, yakni Sahruni (16 tahun), pelajar SMK Negeri 1 Bengalon yang dioterkam buaya pada 6 April 2013 dan hingga kini jasadnya belum ditemukan.

Sedangkan pada pekan lalu, warga lainnya bernama Hamka (40 tahun) juga diterjang buaya namun berhasil selamat karena sempat memberikan perlawanan dengan menendang mulut buaya tersebut.

Selain mengancam warga sekitar, menurut Herman, hewan ternak warga juga sering menjadi sasaran mangsa buaya, seperti ayam, itik hingga kambing.

Herman berharap agar usulan warganya direalisasikan pemkab ataupun pihak perusahaan yang peduli atas keselamatan warga RT 04 Perdau dalam yang selama ini dihantui rasa was-was munculnya buaya setiap saat.

"Saya sudah beberapa kali mengusulkan kepada desa namun belum ada respons, padahal hanya minta dibangunkan wc umum tiga buah untuk 60 KK warga," katanya.

Harapan dibangunnya WC umum diharapkan Fitri (14 tahun), adik korban Sahruni, siswi SMK Bengalon yang awal bulan april diterkam buaya dan hingga saat ini belum ditemukan.

"Seharusnya sejak lama pemerintah membuatkan kami tempat mandi yang aman seperti wc umum, sebab jamban yang ada sudah tua dan rusak," katanya.

Sedangkan Hamka, yang pekan lalu sempat disambar buaya mengatakan buaya di Sungai Bengalon akan tetap menjadi ancaman berbahaya bagi warga, sehingga salah satu cara untuk mengamankan warga adalah dibuatkan WC umum yang aman.

"Dengan dibangunkan WC umum, warga akan selamat dari ancaman buaya, karena buaya kerap timbul dan mengintai setiap benda yang bergerak, baik itu ternak maupun manusia," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013