Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi III DPRD Kaltim asal Dapil II, Muhammad Adam Sinte, menilai Pemprov terlalu bernafsu membuat proyek pola kontrak tahun jamak (multi years contract/MYC) sebanyak 16 paket, padahal sumber Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas, persoalan pembebasan lahan tidak tuntas dan kesulitan medan sangat tinggi, sehingga memunculkan banyak paket yang tidak tuntas di akhir 2013.
"Itu namanya nafsu kuda, tenaga nyamuk. Padahal kemampuan keuangan daerah kita cukup baik," kata politisi Partai Hanura kelahiran kelahiran Enrekang, 24 Maret 1963 ini.
Menurut wakil rakyat berlatar belakang pengusaha tersebut, seharusnya dari awal semua kegiatan MYC direncanakan sangat matang, sesuai kebutuhan daerah. Akibat perencanaan yang kurang baik, banyak daerah yang butuh didukung pembangunan dengan MYC, tapi justru MYC dilaksanakan di daerah lain yang sebenarnya belum mendesak.
Contohnya Balikpapan, mendesak dibangun jembatan Kampung Baru – Kariangau sepanjang 500 meter, tapi Pemprov tidak membuat perencanaannya.
Justru lebih prioritas penanggulangan banjir di Samarinda, padahal Pemkot Samarinda sendiri tidak siap dalam hal pembebasan lahan, sehingga dari Rp602 miliar anggaran paket MYC tersebut, Rp500 miliar belum terserap.
"Jalam tol paling rendah serapan dananya. Bisa jadi akan ada Silpa Rp1 triliun, jika sampai akhir tahun 2013 belum juga tuntas izin pinjam pakai lahan Tahura Bukit Soeharto," kata jebolan Fakultas Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini.
Muhammad Adam menambahkan, sudah pasti pada akhir periode Gubernur Awang Faroek Ishak-Wagub Farid Wadjdy sedikit sekali paket MYC yang tuntas, dari total 16 proyek MYC yang disetujui Dewan. Paket MYC RSUD Tarakan, jalan tol Balikpapan-Samarinda, Bandara Samarinda Baru (BSB), jalan Kaliorang-Batu Lepok-Talisayan, penanggulangan banjir Samarinda, Bendungan Marang Kayu, diperkirakan tidak akan selesai akhir tahun 2013 ini.
"Sebagai anggota Komisi III, saya tentu saja prihatin, karena sesungguhnya Pemprov sudah mencanangkan tahun 2013 ini sebagai tahun pembulatan. Artinya seluruh proyek MYC semestinya tuntas semua akhir tahun ini," kata mantan Ketua Fraksi Hanura-PDS yang juga menjadi Direktur Utama PT Ikrar Galang Nusantara Jaya, Dosen LP3I dan STIMIK Balikpapan ini. (Humas DPRD Kaltim/adv/mir)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Itu namanya nafsu kuda, tenaga nyamuk. Padahal kemampuan keuangan daerah kita cukup baik," kata politisi Partai Hanura kelahiran kelahiran Enrekang, 24 Maret 1963 ini.
Menurut wakil rakyat berlatar belakang pengusaha tersebut, seharusnya dari awal semua kegiatan MYC direncanakan sangat matang, sesuai kebutuhan daerah. Akibat perencanaan yang kurang baik, banyak daerah yang butuh didukung pembangunan dengan MYC, tapi justru MYC dilaksanakan di daerah lain yang sebenarnya belum mendesak.
Contohnya Balikpapan, mendesak dibangun jembatan Kampung Baru – Kariangau sepanjang 500 meter, tapi Pemprov tidak membuat perencanaannya.
Justru lebih prioritas penanggulangan banjir di Samarinda, padahal Pemkot Samarinda sendiri tidak siap dalam hal pembebasan lahan, sehingga dari Rp602 miliar anggaran paket MYC tersebut, Rp500 miliar belum terserap.
"Jalam tol paling rendah serapan dananya. Bisa jadi akan ada Silpa Rp1 triliun, jika sampai akhir tahun 2013 belum juga tuntas izin pinjam pakai lahan Tahura Bukit Soeharto," kata jebolan Fakultas Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini.
Muhammad Adam menambahkan, sudah pasti pada akhir periode Gubernur Awang Faroek Ishak-Wagub Farid Wadjdy sedikit sekali paket MYC yang tuntas, dari total 16 proyek MYC yang disetujui Dewan. Paket MYC RSUD Tarakan, jalan tol Balikpapan-Samarinda, Bandara Samarinda Baru (BSB), jalan Kaliorang-Batu Lepok-Talisayan, penanggulangan banjir Samarinda, Bendungan Marang Kayu, diperkirakan tidak akan selesai akhir tahun 2013 ini.
"Sebagai anggota Komisi III, saya tentu saja prihatin, karena sesungguhnya Pemprov sudah mencanangkan tahun 2013 ini sebagai tahun pembulatan. Artinya seluruh proyek MYC semestinya tuntas semua akhir tahun ini," kata mantan Ketua Fraksi Hanura-PDS yang juga menjadi Direktur Utama PT Ikrar Galang Nusantara Jaya, Dosen LP3I dan STIMIK Balikpapan ini. (Humas DPRD Kaltim/adv/mir)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013