Penajam (ANTARA Kaltim) - Sekurangnya 430 hektare lahan pertanian di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, sejak sepekan ini terendam banjir kiriman meluapnya Sungai Longkali.
"Sawah seluas 430 hektare yang terkena banjir itu siap panen yang tersebar di Desa Sumber Sari seluas 300 hektare, Desa Gunung Makmur 80 hektare serta Desa Gunung Mulya 50 hektare," kata Camat Babulu, Mulyono, Selasa.
Menurut dia, luas lahan persawahan yang terkena banjir tersebut, kemungkinan bisa bertambah. Karena ketinggian air masih terus bertambah.
Untuk menyelematkan padi, para petani terpaksa harus melakukan panen dadakan.
"Hingga kini sudah berhasil menyelamatkan padi di 32 hektare lahan sawah, dari total luasan 150 hektare. Kemudian diamankan ke lokasi yang lebih tinggi agar tidak terkena banjir," ujar Mulyono.
Ratusan hektare padi yang siap panen di tiga desa di Kecamatan Babulu tersebut, lanjutnya bisa terancam gagal panen. Bahkan ada kemungkinan padi akan membusuk bila banjir kiriman dari Sungai Longkali tidak segera surut.
Sementara itu, 36 kepala keluarga dari Desa Sumber Sari sampai sekarang masih tetap bertahan di balai desa. Hal ini mereka lakukan, karena belum berani untuk kembali ke rumah mereka.
Alasan warga belum bisa kembali ke rumah masing-masing kata Mulyono, karena kolong rumah mereka masih terendam air.
Jika besok ternyata air sudah surut dan tidak lagi mengenangi kolong rumah mereka, maka kemungkinan warga akan kembali ke rumah masing-masing, katanya.
Mulyono menjelaskan, meskipun warga menginap di balai desa namun kebutuhan mereka tetap diperhatikan. Salah satunya dengan menjamin kebutuhan makanan mereka sehari-hari.
"Kami membuka dapur umum yang dibantu dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos). Bukan hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga dilibatkan, untuk mengantisipasi jangan sampai ada warga yang sakit karena musibah banjir ini," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) Kabupaten PPU, Rahman Nurhadi mengaku, pihaknya terus memantau perkembangan banjir kiriman di Kecamatan Babulu. Bahkan pihaknya sudah menurunkan tim untuk membantu para petani.
"Disnakersos sudah membantu terpal tapi belum cukup. Terpal ini kan digunakan untuk mengangkut padi yang sudah dipotong," jelasnya.
Selain itu kata Rahman, pihaknya juga melibatkan pelajar untuk membantu para petani untuk melakukan panen padi mereka, agar tidak mengalami kerusakan.
Meskipun banjir telah merendam padi petani, namun hanya sedikit yang akan mengalami gagal panen, karena sebagian sudah dipanen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Sawah seluas 430 hektare yang terkena banjir itu siap panen yang tersebar di Desa Sumber Sari seluas 300 hektare, Desa Gunung Makmur 80 hektare serta Desa Gunung Mulya 50 hektare," kata Camat Babulu, Mulyono, Selasa.
Menurut dia, luas lahan persawahan yang terkena banjir tersebut, kemungkinan bisa bertambah. Karena ketinggian air masih terus bertambah.
Untuk menyelematkan padi, para petani terpaksa harus melakukan panen dadakan.
"Hingga kini sudah berhasil menyelamatkan padi di 32 hektare lahan sawah, dari total luasan 150 hektare. Kemudian diamankan ke lokasi yang lebih tinggi agar tidak terkena banjir," ujar Mulyono.
Ratusan hektare padi yang siap panen di tiga desa di Kecamatan Babulu tersebut, lanjutnya bisa terancam gagal panen. Bahkan ada kemungkinan padi akan membusuk bila banjir kiriman dari Sungai Longkali tidak segera surut.
Sementara itu, 36 kepala keluarga dari Desa Sumber Sari sampai sekarang masih tetap bertahan di balai desa. Hal ini mereka lakukan, karena belum berani untuk kembali ke rumah mereka.
Alasan warga belum bisa kembali ke rumah masing-masing kata Mulyono, karena kolong rumah mereka masih terendam air.
Jika besok ternyata air sudah surut dan tidak lagi mengenangi kolong rumah mereka, maka kemungkinan warga akan kembali ke rumah masing-masing, katanya.
Mulyono menjelaskan, meskipun warga menginap di balai desa namun kebutuhan mereka tetap diperhatikan. Salah satunya dengan menjamin kebutuhan makanan mereka sehari-hari.
"Kami membuka dapur umum yang dibantu dari Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos). Bukan hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga dilibatkan, untuk mengantisipasi jangan sampai ada warga yang sakit karena musibah banjir ini," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) Kabupaten PPU, Rahman Nurhadi mengaku, pihaknya terus memantau perkembangan banjir kiriman di Kecamatan Babulu. Bahkan pihaknya sudah menurunkan tim untuk membantu para petani.
"Disnakersos sudah membantu terpal tapi belum cukup. Terpal ini kan digunakan untuk mengangkut padi yang sudah dipotong," jelasnya.
Selain itu kata Rahman, pihaknya juga melibatkan pelajar untuk membantu para petani untuk melakukan panen padi mereka, agar tidak mengalami kerusakan.
Meskipun banjir telah merendam padi petani, namun hanya sedikit yang akan mengalami gagal panen, karena sebagian sudah dipanen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013