Samarinda (ANTARA Kaltim) - Lebih dari seratus warga perbatasan RI dan Malaysia di Kabupaten Malinau, Kaltim, menggelar demo di Bandara Temindung Samarinda guna menuntut pemberlakuan subsidi ongkos angkut penerbangan.
"Kami menuntut pemerintah agar segera merealisasikan subsidi bagi penerbangan ke kawasan perbatasan dan pedalaman di Kaltim," ujar Rum Tingai, Ketua Forum Mahasiswa, Pemuda, dan Pelajar Peduli Apau Kayan (FMP3AK), saat menyampaikan orasinya di halaman Bandara Temindung Samarinda, Rabu.
Mereka juga menuntut agar oknum yang sengaja memperlambat persoalan subsidi ongkos angkut yang berlarut-larut hingga tiga bulan, padahal persoalan itu dapat tuntas jika serius ditangani.
Akibat dari tidak adanya subsidi ongkos angkut itu, maka harga tiket pesawat terbang sangat tinggi yang mencapai Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta per kursi, padahal jika disubsidi maka harganya jauh lebih rendah.
Dalam aksinya, sejumlah pendemo itu juga menyanyikan lagu-lagu khas daerahnya, termasuk terikan khas. Mereka meminta penerbangan ke perbatasan mendapat perhatian serius karena untuk menujua kawasan itu tidak ada jalur darat maupun air.
Dalam orasinya, mereka juga memberi batas 30 menit agar Gubernr Kaltim Awang Faroek Ishak datang menemui mereka, jika tidak, maka mereka akan memaksa masuk untuk menduduki landasan pacu.
Setelah waktu 30 menit yang diberikan habis namun gubernur belum juga datang, para pendemo kemudian merapatkan barisan dan bersiap menerobos ke landasan pacu, tetapi kemudian salah satu koordinatornya ke depan dan meminta bersabar karena gubernur dalam perjalanan.
Beberapa menit kemudian Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak datang ke lokasi itu. Gubernur kemudian mendengarkan keluhan pendemo dan memberikan penjelasan tentang hal yang sebenarnya terjadi.
Para pendemo tidak bisa menerima penjelasan gubernur yang dinilai bertele-tele, karena gubernur memaparkan tentang pengembangan tiga bandara di kawasan perbatasan, sedangkan hal yang diinginkan para pendemo saat ini adalah pemberlakuan subsidi ongkos angkut harus segera diterapkan.
Antara gubernur dan pendemoa sempat bersitegang beberapa menit. Saat menemui pendemo tersebut, gubernur didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain dan Kepala Bandara Temindung Samarinda Rojaki Aritonang.
Dalam kesempatan itu, Rojaki juga menjelaskan kepada para pendemo bahwa belum diterapkannya subsidi ongkos angkut penerbangan ke perbatasan karena dana dari Kementerian Keuangan yang senilai Rp22 miliar belum dapat dicairkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Kami menuntut pemerintah agar segera merealisasikan subsidi bagi penerbangan ke kawasan perbatasan dan pedalaman di Kaltim," ujar Rum Tingai, Ketua Forum Mahasiswa, Pemuda, dan Pelajar Peduli Apau Kayan (FMP3AK), saat menyampaikan orasinya di halaman Bandara Temindung Samarinda, Rabu.
Mereka juga menuntut agar oknum yang sengaja memperlambat persoalan subsidi ongkos angkut yang berlarut-larut hingga tiga bulan, padahal persoalan itu dapat tuntas jika serius ditangani.
Akibat dari tidak adanya subsidi ongkos angkut itu, maka harga tiket pesawat terbang sangat tinggi yang mencapai Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta per kursi, padahal jika disubsidi maka harganya jauh lebih rendah.
Dalam aksinya, sejumlah pendemo itu juga menyanyikan lagu-lagu khas daerahnya, termasuk terikan khas. Mereka meminta penerbangan ke perbatasan mendapat perhatian serius karena untuk menujua kawasan itu tidak ada jalur darat maupun air.
Dalam orasinya, mereka juga memberi batas 30 menit agar Gubernr Kaltim Awang Faroek Ishak datang menemui mereka, jika tidak, maka mereka akan memaksa masuk untuk menduduki landasan pacu.
Setelah waktu 30 menit yang diberikan habis namun gubernur belum juga datang, para pendemo kemudian merapatkan barisan dan bersiap menerobos ke landasan pacu, tetapi kemudian salah satu koordinatornya ke depan dan meminta bersabar karena gubernur dalam perjalanan.
Beberapa menit kemudian Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak datang ke lokasi itu. Gubernur kemudian mendengarkan keluhan pendemo dan memberikan penjelasan tentang hal yang sebenarnya terjadi.
Para pendemo tidak bisa menerima penjelasan gubernur yang dinilai bertele-tele, karena gubernur memaparkan tentang pengembangan tiga bandara di kawasan perbatasan, sedangkan hal yang diinginkan para pendemo saat ini adalah pemberlakuan subsidi ongkos angkut harus segera diterapkan.
Antara gubernur dan pendemoa sempat bersitegang beberapa menit. Saat menemui pendemo tersebut, gubernur didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain dan Kepala Bandara Temindung Samarinda Rojaki Aritonang.
Dalam kesempatan itu, Rojaki juga menjelaskan kepada para pendemo bahwa belum diterapkannya subsidi ongkos angkut penerbangan ke perbatasan karena dana dari Kementerian Keuangan yang senilai Rp22 miliar belum dapat dicairkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013