Nunukan (ANTARA Kaltim) - Warga Desa Sei Pancang Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan Kaltim merasa dirugikan akibat anggaran bedah rumah 2007 belum juga dicairkan sampai sekarang.
Pemilik rumah, Tasse, di Sebatik, Senin, mengungkapkan kekesalannya terhadap pemerintah yang belum juga mencairkan anggaran bedah rumah miliknya yang terletak di RT 8 Desa Sei Pancang sementara biaya yang dipergunakan adalah dana pribadinya.
"Saya tidak tahu kenapa dana bedah rumah itu belum juga cair padahal sudah sejak 2007," katanya.
Informasi soal adanya bedah rumah ini diketahuinya dari Kepala Desa Sei Pancang dan diberitahukan agar menggunakan dana pribadinya terlebih dahulu.
Namun setelah pembangunan rumah yang dibedah itu rampung yang menelan anggaran sebesar Rp12 juta tidak dibayarkan sampai sekarang dan telah seringkali menanyakan kepada kepala desanya.
"Saya sudah seringkali tanyakan ke kepala desa (sei Pancang) tapi katanya dananya belum cair," ujarnya.
Adanya pemberitahuan dari kepala desa yang dinilainya tidak masuk akal tersebut, dia mengatakan tidak pernah lagi menanyakannya dan suatu waktu pernah pula ditanyakan melalui Camat Sebatik (sebelum dimekarkan).
Tetapi Camat Sebatik mengatakan, masalah anggaran bedah rumah tidak diketahuinya, ujar Tasse.
Ia mengaku masalah ini agak aneh karena Kepala Desa Sei Pancang mengambil semua dokumen pembangunan bedah rumah miliknya dan tidak dikembalikan sampai sekarang.
Bahkan, kata dia, pernah mendapatkan informasi bahwa anggaran bedah rumah miliknya telah lama dicairkan tetapi tidak diketahui siapa yang mengambilnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Pemilik rumah, Tasse, di Sebatik, Senin, mengungkapkan kekesalannya terhadap pemerintah yang belum juga mencairkan anggaran bedah rumah miliknya yang terletak di RT 8 Desa Sei Pancang sementara biaya yang dipergunakan adalah dana pribadinya.
"Saya tidak tahu kenapa dana bedah rumah itu belum juga cair padahal sudah sejak 2007," katanya.
Informasi soal adanya bedah rumah ini diketahuinya dari Kepala Desa Sei Pancang dan diberitahukan agar menggunakan dana pribadinya terlebih dahulu.
Namun setelah pembangunan rumah yang dibedah itu rampung yang menelan anggaran sebesar Rp12 juta tidak dibayarkan sampai sekarang dan telah seringkali menanyakan kepada kepala desanya.
"Saya sudah seringkali tanyakan ke kepala desa (sei Pancang) tapi katanya dananya belum cair," ujarnya.
Adanya pemberitahuan dari kepala desa yang dinilainya tidak masuk akal tersebut, dia mengatakan tidak pernah lagi menanyakannya dan suatu waktu pernah pula ditanyakan melalui Camat Sebatik (sebelum dimekarkan).
Tetapi Camat Sebatik mengatakan, masalah anggaran bedah rumah tidak diketahuinya, ujar Tasse.
Ia mengaku masalah ini agak aneh karena Kepala Desa Sei Pancang mengambil semua dokumen pembangunan bedah rumah miliknya dan tidak dikembalikan sampai sekarang.
Bahkan, kata dia, pernah mendapatkan informasi bahwa anggaran bedah rumah miliknya telah lama dicairkan tetapi tidak diketahui siapa yang mengambilnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013