Wall Street ditutup sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks Dow Jones Industrials dan S&P 500 mencapai rekor baru, namun kenaikan lebih lanjut tertahan karena saham Facebook jatuh setelah melaporkan laba kuartalannya.
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 15,73 poin atau 0,04 persen, menjadi menetap di 35.756,88 poin. Indeks S&P 500 bertambah 8,31 poin atau 0,18 persen, menjadi berakhir di 4.574,79 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 9,01 poin atau 0,06 persen, menjadi 15.235,71 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi terdongkrak 0,68 persen, memimpin kenaikan. Saham defensif seperti utilitas dan real estat termasuk di antara yang berkinerja terbaik, menunjukkan beberapa kehati-hatian di pasar. Namun, kelompok industri dan layanan komunikasi merosot.
Facebook Inc, anjlok 3,92 persen, adalah hambatan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq, setelah perusahaan memperingatkan bahwa perubahan privasi baru Apple Inc akan membebani bisnis digitalnya.
Saham perusahaan media sosial itu ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak 8 Maret, level dukungan teknis yang dapat mengindikasikan penurunan lebih lanjut.
"Facebook memiliki masalah lain, tentu saja laporan keuangannya tidak begitu bagus," kata Ken Polcari, rekan pengeloal di Kace Capital Advisors in Boca Raton, Florida.
“Kemudian tumpukan masalah-masalah dengan whistleblower (pelapor), apa yang mereka ketahui, apa yang tidak mereka ketahui, bagaimana mereka mengatur diri mereka sendiri untuk menguntungkan diri mereka sendiri bahkan dengan risiko anak-anak dan orang-orang yang menggunakan platform tersebut. Itu akan seperti menggantung di atasnya.”
Namun, indeks acuan S&P mencetak rekor tertinggi baru, terangkat oleh saham-saham ternama dengan kapitalisasi pasar yang besar. Nvidia Corp melambung 6,70 persen menjadi ditutup pada rekor tertinggi 247,17 dolar AS, sementara Amazon.com Inc naik 1,68 persen dan Apple naik 0,46 persen.
Dukungan juga datang dari lonjakan 6,95 persen di United Parcel Service Inc dan kenaikan 2,03 persen di General Electric Co menyusul rilis hasil kuartalan mereka.
Penghasilan laba di perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan akan tumbuh 35,6 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga, dengan pelaku pasar mengukur bagaimana perusahaan menavigasi kemacetan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan tekanan inflasi.
“(Pasar) mulai lelah. Mereka menaikkannya di depan perolehan laba karena semua orang memperkirakan mereka menjadi baik dan kuat, dan mereka ... tetapi pasar terasa lelah bagi saya sekarang jauh di sini,” kata Polcari.
Setelah bel penutupan, Microsoft Corp naik 1,29 persen sementara induk Google Alphabet Inc tergelincir 0,24 persen menyusul hasil kuartalan mereka.
Data menunjukkan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga rebound pada Oktober karena kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi diimbangi dengan membaiknya prospek pasar tenaga kerja. Sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan rumah keluarga tunggal baru juga melonjak 14,0 persen pada September.
Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky, mengatakan dengan indeks pada atau mendekati level rekor, serangkaian data ekonomi yang baik dapat meningkatkan kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve dapat menarik jadwal waktu untuk kenaikan suku bunga ke depan.
Pengumuman kebijakan bank sentral berikutnya diharapkan pada 3 November setelah pertemuan dua hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 15,73 poin atau 0,04 persen, menjadi menetap di 35.756,88 poin. Indeks S&P 500 bertambah 8,31 poin atau 0,18 persen, menjadi berakhir di 4.574,79 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 9,01 poin atau 0,06 persen, menjadi 15.235,71 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi terdongkrak 0,68 persen, memimpin kenaikan. Saham defensif seperti utilitas dan real estat termasuk di antara yang berkinerja terbaik, menunjukkan beberapa kehati-hatian di pasar. Namun, kelompok industri dan layanan komunikasi merosot.
Facebook Inc, anjlok 3,92 persen, adalah hambatan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq, setelah perusahaan memperingatkan bahwa perubahan privasi baru Apple Inc akan membebani bisnis digitalnya.
Saham perusahaan media sosial itu ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak 8 Maret, level dukungan teknis yang dapat mengindikasikan penurunan lebih lanjut.
"Facebook memiliki masalah lain, tentu saja laporan keuangannya tidak begitu bagus," kata Ken Polcari, rekan pengeloal di Kace Capital Advisors in Boca Raton, Florida.
“Kemudian tumpukan masalah-masalah dengan whistleblower (pelapor), apa yang mereka ketahui, apa yang tidak mereka ketahui, bagaimana mereka mengatur diri mereka sendiri untuk menguntungkan diri mereka sendiri bahkan dengan risiko anak-anak dan orang-orang yang menggunakan platform tersebut. Itu akan seperti menggantung di atasnya.”
Namun, indeks acuan S&P mencetak rekor tertinggi baru, terangkat oleh saham-saham ternama dengan kapitalisasi pasar yang besar. Nvidia Corp melambung 6,70 persen menjadi ditutup pada rekor tertinggi 247,17 dolar AS, sementara Amazon.com Inc naik 1,68 persen dan Apple naik 0,46 persen.
Dukungan juga datang dari lonjakan 6,95 persen di United Parcel Service Inc dan kenaikan 2,03 persen di General Electric Co menyusul rilis hasil kuartalan mereka.
Penghasilan laba di perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan akan tumbuh 35,6 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga, dengan pelaku pasar mengukur bagaimana perusahaan menavigasi kemacetan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan tekanan inflasi.
“(Pasar) mulai lelah. Mereka menaikkannya di depan perolehan laba karena semua orang memperkirakan mereka menjadi baik dan kuat, dan mereka ... tetapi pasar terasa lelah bagi saya sekarang jauh di sini,” kata Polcari.
Setelah bel penutupan, Microsoft Corp naik 1,29 persen sementara induk Google Alphabet Inc tergelincir 0,24 persen menyusul hasil kuartalan mereka.
Data menunjukkan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga rebound pada Oktober karena kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi diimbangi dengan membaiknya prospek pasar tenaga kerja. Sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan rumah keluarga tunggal baru juga melonjak 14,0 persen pada September.
Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky, mengatakan dengan indeks pada atau mendekati level rekor, serangkaian data ekonomi yang baik dapat meningkatkan kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve dapat menarik jadwal waktu untuk kenaikan suku bunga ke depan.
Pengumuman kebijakan bank sentral berikutnya diharapkan pada 3 November setelah pertemuan dua hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021