Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta petani kopi di daerah itu menggunakan klon kopi unggulan sehingga bisa meningkatkan produksi perkebunan mereka.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Suherman saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan luasan perkebunan rakyat di wilayah itu saat ini mencapai 23.104 hektare tersebar dalam 15 kecamatan dengan produksi per tahun hingga 18.604,69 ton.

"Kami menyarankan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong menggunakan klon kopi unggulan, saat ini kita sudah memiliki empat klon kopi unggulan Kabupaten Rejang Lebong jenis kopi robusta meliputi Sintaro 1, 2, 3 dan Sehasense," kata dia.

Dia menjelaskan penggunaan klon kopi unggulan tersebut selain bisa meningkatkan produksi buah hingga mencapai 1,5-2 ton per hektare juga harga jualnya lebih tinggi karena masuk dalam jenis kopi berkelas.

Penggunaan klon kopi unggulan ini, kata dia, sangat penting dilakukan karena klon kopi Sintaro 1,2,3 dan Sehasense adalah klon coffee spesial asal Kabupaten Rejang Lebong yang sudah dilepas oleh Provinsi Bengkulu sebagai kopi unggulan di tingkat nasional beberapa tahun lalu.

Pengembangan klon kopi unggulan ini dapat dilakukan petani dengan pola penyambungan atau okulasi dengan mata tunas (entres) dari empat klon kopi Rejang Lebong itu sehingga nantinya meningkatkan produksi serta kualitas biji kopi yang dihasilkan.

Menurut dia, pengembangan kopi Sintaro ini sudah banyak dilakukan oleh petani yang ada di Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran dengan luasan mencapai ratusan hektare.

"Berdasarkan penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Koka Jember selama tiga tahun, kopi robusta klon Sintaro 1,2, 3 dan Sehasense memiliki keunggulan dibandingkan dengan varietas kopi lainnya," demikian Suherman.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021