Samarinda (ANTARA Kaltim) - Perdagangan luar negeri dari Provinsi Kaltim sepanjang 2012 mengalami surplus sebesar 25,649 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 33,792 miliar dolar AS sementara impor 8,143 miliar dolar AS.
"Kita masih bisa bersyukur karena nilai impor Kaltim jauh lebih rendah dibandingkan nilai ekspor sehingga secara ekonomi kita masih beruntung," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) perwakilan Kaltim Johny Anwar di Samarinda, Selasa.
Perdagangan luar merupakan kegiatan ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan, yakni dari kegiatan ekspor akan diperoleh divisa yang merupakan salah satu sumber dana untuk membiayai pembangunan.
Sementara dari kegiatan impor, maka akan dapat diperoleh bahan baku penolong dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan dalam negeri.
Komoditas yang diekspor Kaltim antara lain migas, batu bara, pupuk, dan bahan kimia, sementara komoditas yang diimpor antara lain bahan bakar mineral, mesin atau peralatan mekanik, kapal, perahu dan struktur terapung, kendaraan selain yang bergerak di atas rel, karet serta barang dari karet.
Negara tujuan ekspor bagi Kaltim selama 2012 antara lain ke Jepang dengan nilai 9,392 miliar dolar AS, terdiri ekspor migas sebesar 7,070 miliar dolar AS dan ekspor non migas 2,322 miliar dolar AS.
Berada di urutan kedua adalah ekspor ke China dengan nilai 5,216 miliar dolar AS, terdiri ekspor migas 77,77 juta dolar AS dan ekspor non migas 5,138 miliar dolar AS.
Selanjutnya di posisi tiga adalah ekspor ke Korea Selatan dengan nilai 5,155 miliar dolar AS, terdiri dari ekspor migas sebesar 2,994 miliar dolar AS dan ekspor non migas 2,160 miliar dolar AS.
Sementara negara penghasil migas yang menjadi andalan impor bagi Kaltim adalah dari Azerbajan dengan nilai 1,117 miliar dolar, sehingga negara ini menempati posisi teratas pengimpor untuk Kaltim.
Impor tertinggi kedua bagi Kaltim adalah Nigeria dengan nilai 1,102 miliar dolar AS, disusul Singapura senilai 1,014 miliar dolar AS, Malaysia senilai 775,52 juta dolar AS, Korea Selatan 669 juta dolar AS, Amerika Serikat 481 juta dolar AS, dan impor dari China sebesar 407 juta dolar AS. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Kita masih bisa bersyukur karena nilai impor Kaltim jauh lebih rendah dibandingkan nilai ekspor sehingga secara ekonomi kita masih beruntung," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) perwakilan Kaltim Johny Anwar di Samarinda, Selasa.
Perdagangan luar merupakan kegiatan ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan, yakni dari kegiatan ekspor akan diperoleh divisa yang merupakan salah satu sumber dana untuk membiayai pembangunan.
Sementara dari kegiatan impor, maka akan dapat diperoleh bahan baku penolong dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan dalam negeri.
Komoditas yang diekspor Kaltim antara lain migas, batu bara, pupuk, dan bahan kimia, sementara komoditas yang diimpor antara lain bahan bakar mineral, mesin atau peralatan mekanik, kapal, perahu dan struktur terapung, kendaraan selain yang bergerak di atas rel, karet serta barang dari karet.
Negara tujuan ekspor bagi Kaltim selama 2012 antara lain ke Jepang dengan nilai 9,392 miliar dolar AS, terdiri ekspor migas sebesar 7,070 miliar dolar AS dan ekspor non migas 2,322 miliar dolar AS.
Berada di urutan kedua adalah ekspor ke China dengan nilai 5,216 miliar dolar AS, terdiri ekspor migas 77,77 juta dolar AS dan ekspor non migas 5,138 miliar dolar AS.
Selanjutnya di posisi tiga adalah ekspor ke Korea Selatan dengan nilai 5,155 miliar dolar AS, terdiri dari ekspor migas sebesar 2,994 miliar dolar AS dan ekspor non migas 2,160 miliar dolar AS.
Sementara negara penghasil migas yang menjadi andalan impor bagi Kaltim adalah dari Azerbajan dengan nilai 1,117 miliar dolar, sehingga negara ini menempati posisi teratas pengimpor untuk Kaltim.
Impor tertinggi kedua bagi Kaltim adalah Nigeria dengan nilai 1,102 miliar dolar AS, disusul Singapura senilai 1,014 miliar dolar AS, Malaysia senilai 775,52 juta dolar AS, Korea Selatan 669 juta dolar AS, Amerika Serikat 481 juta dolar AS, dan impor dari China sebesar 407 juta dolar AS. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013