Bontang (ANTARA Kaltim) - Pipanisasi jaringan gas bumi untuk keperluan rumah tangga di Kota Bontang, Kalimantan Timur diprediksikan akan mampu mendongkrak naiknya Indeks Pembangunan Manusia /IPM atau Human Development Index (HDI) mulai tahun ini.

"IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia termasuk di Kota Bontang. Dan dari indikator standar hidup menyangkut daya beli yang diantaranya penggunaan minyak tanah atau gas elpiji kecil ketika sudah digantikan dengan jaringan gas bumi maka akan dongkrak IPM Bontang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, Basiran Suwandi.

Basiran memberi gambaran selama ini daerah pinggiran pantai di Bontang, dari 27 komoditi penyumbang belum tingginya pengukuran IPM khususnya dalam kemampuan daya beli sebagai pengeluaran perkapita pertahun sesuai standar United nations Development Programme (UNDP) yang merupakan perbandingan antar Negara tahun 2018 sebesar Rp737.720.

"Kota Bontang kemampuan daya beli sebagai pengeluaran perkapita pertahun pada tahun 2011 sebesar Rp636.970 dan tahun 2012 Rp640.510 naik sedikit," ujarnya.

Basiran lantas menrinci 27 komoditi yang menjadi penilaian daya beli meliputi beras, tepung terigu, singkong, tuna atau cakalang, teri, daging sapi, ayam, telur, susu kental manis, bayam, kacang panjang, kacang tanah, tempe, jeruk, pepaya, kelapa, gula, kopi, garam, merica, mi instant, rokok kretek, listrik, air bersih, premium, minyak tanah atau elpiji, sewa rumah.

"Di masyarakat pinggiran pantai di Bontang kadang pola makan sangat sederhana sekali (hanya nasi, garam, ikan seadanya tanpa lauk pauk lainnya atau buah jeruk atau pepaya sehingga ketika diukur nilai akan rendah.  Sementara uang mereka lebih suka dihemat untuk beli asset berharga," terangnya.

Menurut Basiran saat diukur walau konsumsi apel atau buah anggur karena tidak termasuk buah dalam 27 komoditi  yang direkomendasikan sejak tahun 1999  maka tidak masuk hitungan.  "Hal ini diantaranya yang menyebabkan IPM Kota Bontang rendah," ungkapnya.

Basiran menyarankan pemerintah sebaiknya melakukan intervensi dengan subsidi bibit sayuran dipot atau polybag, bibit buah khususnya jeruk dan pepaya.

Sementara itu untuk rata-rata lama sekolah Bontang tertinggi di Kaltim yakni 10,72 atau setara kelas 1 SMA, diikuti Balikpapan 10,44 dan  Samarinda 10,32 serta Tanah Tidung 7,32 setara kelas 1 SMP.  

"Melek huruf Bontang juga tertinggi di Kaltim, diikuti Kutim, Balikpapan, Samarindan  dan Tarakan. Dan angka harapan hidup tertinggi Pasir 73,79, Bulungan 73,32 dan Bontang 72,78, Tanah Tidung 72," ungkap Basiran. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013