Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terpilah di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur antara laki-laki dan perempuan tahun 2020 masih tidak seimbang atau jomplang, yakni IPM laki-laki sebesar 77,44, sementara IPM perempuan tercatat 55,1. 


"Ini berarti selisih antara IPM laki-laki dan perempuan di Paser sangat jauh, yakni terpaut 22,34 angka," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Peroindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Noryani Sorayalita di Tana Paser, Rabu.

Kesenjangan yang cukup tajam dalam ini meliputi komposit kemudahan memperoleh akses, partisipasi, manfaat, dan kontrol dalam pembangunan, sehingga hal ini menempatkan Kabupaten Paser berada di peringkat terakhir di Provinsi Kalimantan Timur.

Untuk capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Kabupaten Paser, lanjutnya, di tahun yang sama terjadi penurunan 0,26, yakni dari 71,41 tahun 2019 menjadi 71,15 pada 2020. 

Penurunan IPG terjadi karena dipengaruhi oleh komposit kesehatan berupa angka harapan hidup. Sedangkan komposit pendidikan berupa harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, mengalami kenaikan.

"Pada komposit ekonomi berupa pengeluaran perkapita mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19," katanya saat acara Advokasi Pendampingan dan Kebijakan Peningkatan Partisipasi Perempuan  di Bidang Politik, Hukum, Sosial, Budaya dan Ekonomi di Kantor Bupati Paser.

Ia melanjutkan, untuk capaian Indeks Pembangunan Gender (IDG) Paser pada 2020 tercatat 65.66 dan pada 2019 sebesar 66.22, berarti terjadi penurunan 0,56 angka.

"Penurunan terjadi pada komposit perempuan dalam tenaga profesional, yakni dari 46,89 pada 2019 menjadi 43,59 pada 2020, atau turun 3,27 angka," katanya.

Kemudian pada komposit perempuan dalam parlemen tidak mengalami perubahan, masih bertahan pada 20 persen. Sedangkan pada sumbangan pendapatan terjadi kenaikan 0,3 angka, dari 23, 44 tahun 2019  menjadi 23,74 pada 2020.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021