Tanjung Redeb (ANTARA Kaltim) - Pelabuhan Tanjung Redeb Kabupaten Berau, dinilai  layak "naik kelas" dari Kelas III menjadi Kelas II mengingat tingginya mobilitas kapal yang keluar masuk pelabuhan tersebut.

"Jika dilihat dari aktivitas kapal yang ada, bukan lagi layak, melainkan sudah harus dilaksanakan sejak lama, seharusnya sudah naik Kelas II," ungkap Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Tanjung Redeb Berau, Capt M Nasir, Minggu.

KUPP Tanjung Redeb Berau secara administrasi sudah melayangkan urat permohonan menaikkan kelas Pelabuhan Laut Tanjung Redeb, beberapa waktu lalu.

"Pertimbangan kita adalah tingginya aktivitas kapal yang keluar masuk di sini, sebab untuk penilaian kenaikan kelas pelabuhan poin tertinggi ada di aktivitas kapal," jelasnya lagi.

Namun kendala lain tengah menghadang yakni tidak terdukungnya infrastruktur pelabuhan. Nasir mengakui infrastruktur pelabuhan bongkar muat kargo di Berau sudah tidak memadai.

"Dibutuhkan lokasi baru sebagai tempat bongkar muat sekaligus penumpukan kargo, sekalipun itu hanya sebagai tempat sementara," ujarnya.

Pelabuhan bongkar muat peti kemas sementara, yang berada di Gunung Tabur pun sudah sangat sesak, apalagi pembongkaran barang-barang sembako dan bahan bangunan di pelabuhan Tanjung Redeb yang sudah amat tidak layak dan memadai.

Sementara Bupati Berau, Drs Makmur HAPK MM, sebelumnya mengutarakan keinginan Pemkab Berau untuk menyediakan layanan mempercepat roda ekonomi di Berau dengan menerima investor bidang pelayaran untuk masuk dan membuka perusahaan jasa pengiriman kargo.

"Kami berharap penyelenggara Pelabuhan membuka peluang bagi investor untuk perusahaan jasa pengiriman kargo ke Berau, agar ada pengembangkan persaingan bisnisnya di Berau," ujar Bupati.

Kepala Dishubkominfo Berau Fahmi Rizani mengakui bahwa kondisi Pelabuhan Laut Tanjung Redeb, saat ini sudah tidak memungkinkan lagi.

Belum selesainya proyek APBN untuk pembangunan pelabuhan Samudera di Kampung Mantaritib Kecamatan Sambaliung, memaksa aktivitas pelabuhan laut saat ini masih tersendat.

"Karena memang kondisinya seperti itu, sementara pembangunan pelabuhan yang di Mantaritib memang belum selesai, karena itu APBN, kita berharap bisa secepatnya mudahan tahun ini ada lagi dianggarkan untuk melanjutkan," jelas Fahmi.

Solusi awal seluruh aktivitas diminta memaksimalkan keterbatasan yang ada, termasuk pemanfaatan lahan masyarakat di Kecamatan Gunung Tabur yang saat ini digunakan sebagai lahan penumpukan container, sambil menunggu realisasi pembangunan pelabuhan di Tanjung Baru Kecamatan Sambaliung.    (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013