Pelaku Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kaltim terus didorong untuk menggunakan teknologi pembayaran digital atau quick response code Indonesian standard (QRIS).


"Kalau ada yang memudahkan dan aman, mengapa tidak," kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor di Samarinda, Selasa.

Ia menjelaksan banyak keuntungan yang didapatkan melalui tranksaksi menggunakan QRIS.

Di antaranya, transaksi cukup dengan scan, tidak perlu menggunakan uang tunai. Juga terhindar dari risiko uang palsu atau kemungkinan tertular di masa pandemi Covid-19.

"Dengan QRIS, pelaku UMKM juga tidak repot lagi menyiapkan uang kembalian," ucap Roby.

Senada dengan Roby, Pertamina Unit Manager Comm Rel and CSR MOR VI Balikpapan Susanto August Satrio mengakui kelebihan metode pembayaran digital tersebut.

"Untuk UMKM, Pertamina terus mendorong literasi digital dengan pelatihan digital. Membina UMKM naik kelas, go modern, go digital, go online dan go global," ujar Susanto.

Pertamina saat ini membina tidak kurang 1.700 UMKM di Kaltim, 4.900 UMKM di regional Kalimantan dan 69.000 UMKM dari Sabang sampai Merauke.

"Banyak yang sudah go global khususnya untuk handycraft. Bahkan ada satu produk herbal dari Kaltim yang sudah bisa diterima di salah satu restoran di Turki. Tentu ini suatu kebanggaan. Ditambah lagi transaksinya dengan QRIS, dijamin lebih mudah," beber Susanto.

Selain lebih mudah, dengan QRIS maka semua transaksi tercatat jelas, uang masuk dan keluar.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Hendik Sudaryanto menguraikan di masa pandemi, UMKM dituntut berperilaku lebih digital dan bisa masuk ke ekosistem digital, termasuk transaksi keuangan.

Di Kaltim transaksi QRIS tertinggi masih di Samarinda dan Balikpapan. BI pun terus melakukan kampanye penggunaan QRIS, termasuk mengemasnya dengan kearifan lokal melalui bahasa pesan. Jargon yang dikampanyekan "Lakasi Pakai QRIS, Wal".
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021