Satuan Tugas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen di Provinsi Kalimantan Timur berusaha mencarikan solusi kelangkaan pasokan oksigen di wilayah setempat dengan adanya kenaikan kasus COVID-19.
Ketua Satgas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen di Kaltim, Muhammad Sa'bani, di Samarinda, Sabtu, mengatakan pihaknya telah membahas bersama dengan organisasi perangkat daerah terkait untuk mencari solusi terbaik.
“Kami telah membahas dalam rakor mengantisipasi kelangkaan pasokan oksigen untuk menunjang kebutuhan pelayanan rumah sakit akibat meningkatnya kasus COVID-19 yang sangat tinggi di Kaltim” kata dia.
Ia menjelaskan rakor tersebut tidak hanya menghitung berapa kebutuhan oksigen secara riil saat ini di semua sarana kesehatan di Provinsi Kaltim
Namun juga mendengar laporan langsung kemampuan produksi oksigen dari beberapa produsen di Kaltim.
“Kami meminta laporan terkini kemampuan produksi oksigen dari beberapa produsen di Kaltim dan laporan kebutuhan dari semua sarana kesehatan yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan,” kata Sa'bani.
Ia mengatakan ada beberapa kendala yang mulai terkuak sehingga menyebabkan stok oksigen di pasaran mulai langka.
“Ada beberapa permasalahan yang ditemukan di lapangan dan hasil rapat tadi mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi beberapa masalah dan kendala tersebut yang kemudian langsung direspons cepat oleh anggota satgas untuk ditindaklanjuti," katanya.
Sa'bani menjelaskan kelangkaan oksigen ini dipengaruhi minimnya tabung oksigen, padahal kemampuan produksi masih memungkinkan.
Selain itu, tingginya permintaan dari masyarakat langsung di luar kebutuhan rumah sakit dan beberapa kendala pabrik oksigen seperti masalah listrik.
"Masalah lainnya yang muncul yakni soal transportasi seperti pasokan bahan baku dari luar pulau hingga pekerja yang terpapar COVID-19," katanya.
Kepala Disperindagkop Kaltim Yadi Robyan Noor menambahkan bahwa hingga hari ini stok oksigen masih terjamin distribusinya untuk semua rumah sakit yang ada di Kaltim.
“Sampai hari ini ketersediaan oksigen masih mencukupi untuk kebutuhan rumah sakit namun hanya bertahan 1-2 hari ke depan saja, mudahan produksi semakin baik dan tidak ada masalah sehingga stok selalu ada dan terjamin kebutuhan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Ketua Satgas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen di Kaltim, Muhammad Sa'bani, di Samarinda, Sabtu, mengatakan pihaknya telah membahas bersama dengan organisasi perangkat daerah terkait untuk mencari solusi terbaik.
“Kami telah membahas dalam rakor mengantisipasi kelangkaan pasokan oksigen untuk menunjang kebutuhan pelayanan rumah sakit akibat meningkatnya kasus COVID-19 yang sangat tinggi di Kaltim” kata dia.
Ia menjelaskan rakor tersebut tidak hanya menghitung berapa kebutuhan oksigen secara riil saat ini di semua sarana kesehatan di Provinsi Kaltim
Namun juga mendengar laporan langsung kemampuan produksi oksigen dari beberapa produsen di Kaltim.
“Kami meminta laporan terkini kemampuan produksi oksigen dari beberapa produsen di Kaltim dan laporan kebutuhan dari semua sarana kesehatan yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan,” kata Sa'bani.
Ia mengatakan ada beberapa kendala yang mulai terkuak sehingga menyebabkan stok oksigen di pasaran mulai langka.
“Ada beberapa permasalahan yang ditemukan di lapangan dan hasil rapat tadi mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi beberapa masalah dan kendala tersebut yang kemudian langsung direspons cepat oleh anggota satgas untuk ditindaklanjuti," katanya.
Sa'bani menjelaskan kelangkaan oksigen ini dipengaruhi minimnya tabung oksigen, padahal kemampuan produksi masih memungkinkan.
Selain itu, tingginya permintaan dari masyarakat langsung di luar kebutuhan rumah sakit dan beberapa kendala pabrik oksigen seperti masalah listrik.
"Masalah lainnya yang muncul yakni soal transportasi seperti pasokan bahan baku dari luar pulau hingga pekerja yang terpapar COVID-19," katanya.
Kepala Disperindagkop Kaltim Yadi Robyan Noor menambahkan bahwa hingga hari ini stok oksigen masih terjamin distribusinya untuk semua rumah sakit yang ada di Kaltim.
“Sampai hari ini ketersediaan oksigen masih mencukupi untuk kebutuhan rumah sakit namun hanya bertahan 1-2 hari ke depan saja, mudahan produksi semakin baik dan tidak ada masalah sehingga stok selalu ada dan terjamin kebutuhan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021