Nunukan (ANTARA Kaltim) - Kalangan ibu rumah tangga di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, Sabtu, banyak yang membeli barang pecah belah di pertokoan dan pasar-pasar di wilayah itu bertepatan dengan 10 Muharram 1434 Hijriah.
Seorang pedagang bernama H Suardi di Nunukan, Sabtu, mengatakan sejak pagi hingga sore hari toko miliknya yang terletak di Jalan Tanjung diserbu ratusan ibu-ibu yang ingin membeli barang pecah belah pada 10 Muharram 1434 H.
Menurut dia, pembelian barang-barang perabotan rumah tangga itu sudah menjadi tradisi warga setiap tanggal 10 Muharram.
Ia mengatakan, barang-barang yang paling banyak dibeli oleh ibu-ibu adalah baskom, ember dan gayung hingga mencapai ratusan buah. Sementara barang lainnya berupa wayang dan alat dapur diperkirakan hanya puluhan buah saja.
"Barang yang paling banyak dibeli ibu-ibu adalah baskom, ember dan gayung. Kalau barang lainnya hanya sedikit saja," ujarnya.
Barang pecah belah yang dijual di tokonya sebagian merupakan produksi Malaysia dan sebagian lagi dari Surabaya Jawa Timur yang dipesan khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada 10 Muharram ini, katanya.
Ia menambahkan, dari ratusan warga yang membeli di tokonya berhasil meraup keuntungan sebesar Rp10 juta.
Hal yang sama diungkapkan Karwo, penjual barang pecah belah di Pasar Inhutani. Ia mengatakan pada 10 Muharram 1434 Hijriah sengaja menjual barang-barang plastik dan alat dapur karena sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Kabupaten Nunukan setiap bulan Muharram.
Sejak memulai penjualannya di pagi hari, Sabtu (24/11), Karwo mengaku mampu mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp3 juta dari berbagai jenis barang jualannya berupa baskom, ember, gayung, alat-alat dapur berupa wayang, pisau dapur dan sendok makan.
Kemudian, seorang pembeli yang ditemui bernama Warnida menyatakan, antusiasme masyarakat Kabupaten Nunukan berbondong-bondong membeli alat-alat dapur dan barang pecah belah lainnya sudah menjadi tradisi setiap tahun pada 10 Muharram.
Dikatakannya, tradisi ini diyakini masyarakat di wilayah tersebut membeli barang pecah belah dan alat-alat dapur pada 10 Muharram memberikan berkah tersendiri.
"Hari ini (10 Muharram) masyarakat Nunukan sangat ramai membeli barang pecah belah di toko dan pasar, karena sudah menjadi tradisi setiap tahunnya," ungkapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Seorang pedagang bernama H Suardi di Nunukan, Sabtu, mengatakan sejak pagi hingga sore hari toko miliknya yang terletak di Jalan Tanjung diserbu ratusan ibu-ibu yang ingin membeli barang pecah belah pada 10 Muharram 1434 H.
Menurut dia, pembelian barang-barang perabotan rumah tangga itu sudah menjadi tradisi warga setiap tanggal 10 Muharram.
Ia mengatakan, barang-barang yang paling banyak dibeli oleh ibu-ibu adalah baskom, ember dan gayung hingga mencapai ratusan buah. Sementara barang lainnya berupa wayang dan alat dapur diperkirakan hanya puluhan buah saja.
"Barang yang paling banyak dibeli ibu-ibu adalah baskom, ember dan gayung. Kalau barang lainnya hanya sedikit saja," ujarnya.
Barang pecah belah yang dijual di tokonya sebagian merupakan produksi Malaysia dan sebagian lagi dari Surabaya Jawa Timur yang dipesan khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada 10 Muharram ini, katanya.
Ia menambahkan, dari ratusan warga yang membeli di tokonya berhasil meraup keuntungan sebesar Rp10 juta.
Hal yang sama diungkapkan Karwo, penjual barang pecah belah di Pasar Inhutani. Ia mengatakan pada 10 Muharram 1434 Hijriah sengaja menjual barang-barang plastik dan alat dapur karena sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Kabupaten Nunukan setiap bulan Muharram.
Sejak memulai penjualannya di pagi hari, Sabtu (24/11), Karwo mengaku mampu mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp3 juta dari berbagai jenis barang jualannya berupa baskom, ember, gayung, alat-alat dapur berupa wayang, pisau dapur dan sendok makan.
Kemudian, seorang pembeli yang ditemui bernama Warnida menyatakan, antusiasme masyarakat Kabupaten Nunukan berbondong-bondong membeli alat-alat dapur dan barang pecah belah lainnya sudah menjadi tradisi setiap tahun pada 10 Muharram.
Dikatakannya, tradisi ini diyakini masyarakat di wilayah tersebut membeli barang pecah belah dan alat-alat dapur pada 10 Muharram memberikan berkah tersendiri.
"Hari ini (10 Muharram) masyarakat Nunukan sangat ramai membeli barang pecah belah di toko dan pasar, karena sudah menjadi tradisi setiap tahunnya," ungkapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012