Perseroan Terbatas (PT) Telekomunikasi Indonesia mencatatkan kinerja yang positif dengan membukukan pendapatan konsolidasi mencapai Rp136,46 triliun sepanjang tahun 2020, atau naik tipis 0,7 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp135,57 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyebutkan EBITDA perseroan tercatat mencapai Rp72,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp20,80 triliun, atau masing-masing tumbuh sebanyak 11,2 persen dan 11,5 persen.
"Pandemi telah mempercepat transformasi digital menjadi beberapa tahun lebih cepat dan ini menjadi ruang akselerasi bagi Telkom," kata Ririek.
Ia menegaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar terhadap akses internet di rumah.
Hal itu terlihat dari data produk IndiHome yang tumbuh 1,01 juta pelanggan atau 14,5 persen sehingga membuat total pelanggan IndiHome sebanyak 8,02 juta pelanggan.
Peningkatan jumlah pelanggan IndiHome berdampak positif terhadap pendapatan perseroan sebesar 21,2 persen menjadi Rp22,2 triliun dibanding tahun lalu sehingga memosisikan IndiHome sebagai pemegang pangsa pasar internet terbesar di Indonesia.
Untuk segmen mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik yang cukup besar mencapai 9.428 petabyte, atau meningkat 43,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 seiring dengan makin besarnya kebutuhan layanan data karena perubahan gaya hidup masyarakat akibat dampak pandemi.
Peningkatan trafik tersebut tidak lepas dari kontribusi 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 115,9 juta pelanggan atau meningkat 5,2 persen.
Sepanjang 2020, pendapatan bisnis digital Telkomsel tumbuh sebesar 7,0 persen menjadi Rp62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan bisnis digital. Kontribusi pendapatan dari bisnis digital meningkat menjadi 71,6 persen dari total pendapatan Telkomsel, dari 63,9 persen pada tahun sebelumnya.
"Kami akan terus berupaya menghadirkan solusi digital terbaik untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun memulihkan perekonomian nasional sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi penggerak digitalisasi Indonesia," kata Ririek.
Pada tahun 2020, total belanja modal perseroan tercatat sebesar Rp29,4 triliun atau 21,6 persen dari total pendapatan. Pembatasan sosial berskala besar membuat penyerapan belanja modal tahun lalu lebih kecil ketimbang rencana proyeksi perseroan.
Belanja modal tersebut untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya dalam rangka meningkatkan kapabilitas digital demi memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut serta menara telekomunikasi dan pusat data.
Dalam rangka mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6 persen dari belanja Capex dan 92 dari belanja Opex pada tahun 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyebutkan EBITDA perseroan tercatat mencapai Rp72,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp20,80 triliun, atau masing-masing tumbuh sebanyak 11,2 persen dan 11,5 persen.
"Pandemi telah mempercepat transformasi digital menjadi beberapa tahun lebih cepat dan ini menjadi ruang akselerasi bagi Telkom," kata Ririek.
Ia menegaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar terhadap akses internet di rumah.
Hal itu terlihat dari data produk IndiHome yang tumbuh 1,01 juta pelanggan atau 14,5 persen sehingga membuat total pelanggan IndiHome sebanyak 8,02 juta pelanggan.
Peningkatan jumlah pelanggan IndiHome berdampak positif terhadap pendapatan perseroan sebesar 21,2 persen menjadi Rp22,2 triliun dibanding tahun lalu sehingga memosisikan IndiHome sebagai pemegang pangsa pasar internet terbesar di Indonesia.
Untuk segmen mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik yang cukup besar mencapai 9.428 petabyte, atau meningkat 43,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 seiring dengan makin besarnya kebutuhan layanan data karena perubahan gaya hidup masyarakat akibat dampak pandemi.
Peningkatan trafik tersebut tidak lepas dari kontribusi 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 115,9 juta pelanggan atau meningkat 5,2 persen.
Sepanjang 2020, pendapatan bisnis digital Telkomsel tumbuh sebesar 7,0 persen menjadi Rp62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan bisnis digital. Kontribusi pendapatan dari bisnis digital meningkat menjadi 71,6 persen dari total pendapatan Telkomsel, dari 63,9 persen pada tahun sebelumnya.
"Kami akan terus berupaya menghadirkan solusi digital terbaik untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun memulihkan perekonomian nasional sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi penggerak digitalisasi Indonesia," kata Ririek.
Pada tahun 2020, total belanja modal perseroan tercatat sebesar Rp29,4 triliun atau 21,6 persen dari total pendapatan. Pembatasan sosial berskala besar membuat penyerapan belanja modal tahun lalu lebih kecil ketimbang rencana proyeksi perseroan.
Belanja modal tersebut untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya dalam rangka meningkatkan kapabilitas digital demi memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut serta menara telekomunikasi dan pusat data.
Dalam rangka mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6 persen dari belanja Capex dan 92 dari belanja Opex pada tahun 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021