Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Satuan Tugas PengamananPerbatasan (Satgas Pamtas) Yonif 611/ Awang Long, Kabupaten Nunukan, KalimantanUtara telah menerima penyerahan enam unit senjata api rakitan dari masyarakatsecara suka rela sejak Januari hingga Maret.
"Hampirtiga bulan ini kami telah mengamankan enam unit senpi rakitan laras panjangdari masyarakat. Semua senjata yang kami amankan merupakan hasil penyerahansuka rela oleh masyarakat," ujar Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif611/Awl Mayor Inf Sigid Hengky Purwanto melalui rilis yang diterima diSamarinda, Senin.
Enam unitsenjata api rakitan tersebut berhasil diamankan dari sejumlah pos pengamananperbatasan di Nunukan, yakni Pos Sungai aca, Pos Tembalang, Pos Salang, Pos AjiKuning, Pos Kandungan, dan Pos Sei Menggaris Lama.
Penyerahansenpi yang terbaru terjadi pada Jumat (24/3) di Pos Sei Manggaris Lama, yaknidari warga bernama Mampetua Sitorus (38), petani kelapa sawit di RT 15, DesaTabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris.
Kronologispenyerahan, pada Rabu 22 Maret, pukul 14.00 WITA, seorang warga datang ke PosSei Manggaris Lama untuk minta bantuan mengobati anaknya yang sakit muntaber.
Saat ituanaknya yang sakit tidak bisa dibawa ke pos sehingga anggota Pos TamtamaKesehatan Praka Budiono dan Pratu Darwis menuju ke rumah Mampetua Sitorus .
Selesaimengobati, Pratu Darwis minta izin kepada pemilik rumah untuk ke kamar kecil,namun saat ke luar dari kamar kecil terlihat sepucuk senjata rakitan di bawahmeja makan, anggota langsung menanyakan kepada Mampetua Sitorus, digunakanuntuk apa senjata tersebut, namun pemilik rumah mengatakan senjata itu bukanmiliknya.
Setelah sampaidi Pos, Praka Budiono dan Pratu Darwis melaporkan kejadian itu kepada KomandanPos. Kemudian pada Kamis, 23 Maret, Komandan Pos memerintahkan anggotanya yangdipimpin Serda Aris bersilaturahmi ke rumah Mampetua Sitorus sekaligusmenanyakan keadaan kesehatan anaknya.
Tujuan lainnyaadalah mencari informasi tentang kepemilikan senjata tersebut dan memberikanpemahaman bahwa memiliki senjata rakitan tidak dibenarkan berdasarkan aturanyang berlaku.
Setelahterjadi dialog di rumah Sitorus dengan anggota keluar, saat itu juga adapembicaraan empat mata antara Serda Aris dan Mempetua Sitorus di ruang dapur.Setelah diberikan pengertian, akhirnya Sitorus mengakui bahwa senjata api itumiliknya.
"PadaJumat, 24 Maret, senjata tersebut akhirnya diserahkan ke Pos Sei Manggaris,sekaligus mengucapkan terima kasih kepada anggota pos karena sudah membantumengobati anaknya sampai sembuh," ujar Sigid. *