Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum dua kilometer ke arah barat daya pada Minggu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya, di Yogyakarta, Minggu, menjelaskan awan panas guguran pada pengamatan pertama terjadi pada pukul 16.35 WIB dengan jarak luncur sejauh lebih kurang 2 km ke arah barat daya.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 dan durasi 155 detik," kata dia.
Selanjutnya, awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 17.13 WIB dengan jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 39, serta durasi 127 detik.
Sementara itu, berdasarkan periode pengamatan BPPTKG mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, Merapi juga tercatat mengeluarkan guguran lava pijar tiga kali ke arah barat daya sejauh 1,5 km.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan visual 28 Januari-Februari 2022, BPPTKG menyatakan tidak ada perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Hanik menyebutkan volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik..
Hanik menyebutkan pula volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.