Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Wakil Ketua Bidang Pembinaan Junior Pengurus Besar Persatuan Tenis Indonesia (PB Pelti) Christian Budiman mengatakan turnamen yang teratur dan jumlahnya cukup menjadi kunci sukses pembinaan pemain muda.
"Empat kali setahun ada turnamen junior seperti ini, sudah sangat bagus," kata Christian Budiman di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu.
Christian Budiman berada di Balikpapan dalam rangka menyaksikan Turnamen Junior Jhaboex Open, turnamen yang diakui Pelti (TDP) yang berlangsung Jumat-Minggu (19-21/10) di Stadion Tenis Balikpapan.
Menurut Budiman, pengurus daerah Pelti bisa membantu dengan membuat jadwal keempat turnamen tersebut dan mungkin melelang atau menawarkan kepada tuan rumahnya dari kabupaten-kota yang memiliki pengurus cabang Pelti.
"Seperti hari ini di Balikpapan, 3 bulan lagi di Samarinda, 3 bulan lagi mungkin Bontang atau Sangatta, dan 3 bulan kemudian di Tenggarong. Pasti tidak memberatkan karena setiap kota hanya dapat giliran sekali setahun," kata Budiman.
Ia mengatakan, turnamen penting sebagai tolok ukur hasil pembinaan, untuk evaluasi kelemahan dan mempertahankan kemajuan. Turnamen juga ajang menumbuhkan semangat persaingan, kompetisi, dan memperkaya pengalaman para atlet.
Pada kesempatan itu juga Budiman memuji penyelenggaraan oleh panitia dari klub tenis Jhaboex dan Pengcab Pelti Balikpapan.
Budiman mengatakan turnamen junior atau kelompok umur itu sudah diselenggarakan dengan rapi, efektif dan efisien.
"Para pemain tinggal datang dan bermain, sudah ada jadwal yang pertandingan yang jelas, sebelum bertanding ada alokasi waktu untuk sekadar latihan ringan. Untuk mencari informasi siapa lawan siapa, hingga hasil pertandingan juga mudah," tutur Budiman.
Ia juga memuji kualitas yang ditampilkan para pemain muda yang bertanding di kejuaraan tersebut.
"Kaltim ternyata punya bibit-bibit pemain yang bagus, terutama di bagian wanita," cetusnya.
Dari pengamatannya terlihat bahwa para petenis kelompok usia 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, dan 16 tahun tersebut sudah bermain tenis dengan benar, yaitu menguasai teknik bermain tenis yang komplet, mulai dari jenis-jenis pukulan hingga footwork atau gerak langkah.
"Bahkan saya lihat mereka sudah bisa menerapkan strategi, gameplan, kalau musuh bertahan, bagaimana mengatasinya, kalau musuh menyerang, bagaimana menghadapinya," demikian Christian Budiman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Empat kali setahun ada turnamen junior seperti ini, sudah sangat bagus," kata Christian Budiman di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu.
Christian Budiman berada di Balikpapan dalam rangka menyaksikan Turnamen Junior Jhaboex Open, turnamen yang diakui Pelti (TDP) yang berlangsung Jumat-Minggu (19-21/10) di Stadion Tenis Balikpapan.
Menurut Budiman, pengurus daerah Pelti bisa membantu dengan membuat jadwal keempat turnamen tersebut dan mungkin melelang atau menawarkan kepada tuan rumahnya dari kabupaten-kota yang memiliki pengurus cabang Pelti.
"Seperti hari ini di Balikpapan, 3 bulan lagi di Samarinda, 3 bulan lagi mungkin Bontang atau Sangatta, dan 3 bulan kemudian di Tenggarong. Pasti tidak memberatkan karena setiap kota hanya dapat giliran sekali setahun," kata Budiman.
Ia mengatakan, turnamen penting sebagai tolok ukur hasil pembinaan, untuk evaluasi kelemahan dan mempertahankan kemajuan. Turnamen juga ajang menumbuhkan semangat persaingan, kompetisi, dan memperkaya pengalaman para atlet.
Pada kesempatan itu juga Budiman memuji penyelenggaraan oleh panitia dari klub tenis Jhaboex dan Pengcab Pelti Balikpapan.
Budiman mengatakan turnamen junior atau kelompok umur itu sudah diselenggarakan dengan rapi, efektif dan efisien.
"Para pemain tinggal datang dan bermain, sudah ada jadwal yang pertandingan yang jelas, sebelum bertanding ada alokasi waktu untuk sekadar latihan ringan. Untuk mencari informasi siapa lawan siapa, hingga hasil pertandingan juga mudah," tutur Budiman.
Ia juga memuji kualitas yang ditampilkan para pemain muda yang bertanding di kejuaraan tersebut.
"Kaltim ternyata punya bibit-bibit pemain yang bagus, terutama di bagian wanita," cetusnya.
Dari pengamatannya terlihat bahwa para petenis kelompok usia 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, dan 16 tahun tersebut sudah bermain tenis dengan benar, yaitu menguasai teknik bermain tenis yang komplet, mulai dari jenis-jenis pukulan hingga footwork atau gerak langkah.
"Bahkan saya lihat mereka sudah bisa menerapkan strategi, gameplan, kalau musuh bertahan, bagaimana mengatasinya, kalau musuh menyerang, bagaimana menghadapinya," demikian Christian Budiman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012