Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Balikpapan kembali menggelar vaksinasi massal untuk warga. Pada tahap kedua ini giliran para pedagang Pasar Klandasan dan para ASN dan militer pelayan publik, termasuk di dalamnya wali kota, anggota DPRD, sejumlah pejabat, pimpinan perusahaan, tokoh agama, guru, dan jurnalis.
 

Untuk pedagang Pasar Klandasan vaksinasi digelar langsung di pasar, untuk para ASN dan militer serta pelayan publik lainnya di Dome di Jalan Ruhui Rahayu.

“Antusiasme warga ternyata sangat tinggi,” kata Wali Kota Rizal Effendi, Sabtu di Dome.

“Hari ini kami juga berkesimpulan bahwa semua mau divaksin. Bahkan yang belum diundang untuk divaksin sudah minta divaksin,” sambung Wali Kota.

Sebaliknya yang diundang namun tidak datang, bukan karena menolak divaksin, tapi sebab ada keperluan lain yang tidak bisa ditangguhkan.

“Bahkan Ibu Kepala Dinas Kesehatan sampai diancam, ‘awas kalau saya tidak divaksin’, …” tutur Wali Kota Rizal menceritakan satu ulah warga.

Kepala Dinas Kesehatan dr Andi Sri Juliarty menambahkan, jumlah dosis vaksin yang terbatas membuat penerima vaksin harus bergiliran dan bertahap sesuai ketersediaan.

Untuk vaksinasi massal yang sedang berlangsung sekarang, hanya tersedia dosis 9.416 dosis. Itu pun baru untuk sekali suntikan.

Guru, misalnya, dari jumlah seluruhnya 6.000 guru di Balikpapan, baru 750 yang divaksin. Polisi dan TNI baru 1.500 orang.

Para ASN yang divaksin baru yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19 seperti ASN di Satpol PP, di Dinas Perhubungan, dan mereka yang langsung melayani masyarakat seperti staf kelurahan dan Dinas Catatan Sipil.

Diketahui, setiap orang akan mendapat 2 dosis vaksin, yang untuk vaksin Sinovac keduanya diterima dalam jarak 2 pekan.

Untuk para TNI, Polri, dan ASN serta para pelayan masyarakat ini masih ada vaksinasi tahap ketiga.

Di sisi lain, Wali Kota Rizal juga menyebutkan Tim Satuan Tugas COVID-19 sedang menyiapkan sanksi bagi warga yang menolak untuk divaksin. Dasar sanksi adalah karena menolak divaksin bisa berarti membahayakan keselamatan orang lain.

“Kalau dia penerima BLT (Bantuan Langsung Tunai), BLT-nya bisa dicabut,” kata Wali Kota menyebutkan kemungkinan bentuk sanksi.

Dalam vaksinasi di Dome, tidak kurang dari 500 orang menerima dosis pertama mereka. Sebagian kecil lagi harus ditunda karena sedang tidak memenuhi syarat untuk divaksin.

“Ada yang tekanan darahnya lebih dari 180 mmHg,” kata Kadinkes dr Juliarty. Kalau tekanan darahnya sudah dalam batas yang diizinkan, yaitu di bawah 180 mmHg maka baru boleh divaksin.

“Jadi atur lagi pola istirahat, makan buah, sayur, olahraga, dan kalau perlu ke dokter dan berobat. Biar bisa segera divaksin,” demikian Kadinkes. 

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dalam vaksinasi COVID-19 yang digelar secara massal di Dome Balikpapan

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021