Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menyatakan pertumbuhan kredit berpotensi hanya akan berada di kisaran 4 persen sampai 4,5 persen apabila program vaksinasi berjalan lambat karena berimplikasi pada lemahnya permintaan.


“Kalau semuanya lambat dan tidak bisa kita mitigasi dampak COVID-19, permintaan belum baik, sektor riil belum pulih kami perkirakan pertumbuhan kredit 4 persen sampai 4,5 persen,” katanya dalam Launching dan Konferensi Pers RP2I 2020-2025 di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, Heru menuturkan apabila vaksinasi dan permintaan berjalan cepat pada semester I maka pihaknya optimis bahwa pertumbuhan kredit akan mampu mencapai 7 persen.

Terlebih lagi, ia mengatakan jika pemulihan ekonomi mampu terjadi lebih cepat lagi yaitu pada kuartal I maka pertumbuhan kredit dapat mencapai level yang tinggi yakni mencapai 9 persen hingga 9,8 persen.

“Kalau semua berjalan baik, vaksinasi, COVID-19, demand kredit dan likuiditas masih ample seperti akhir-akhir ini,” ujarnya.

Sementara itu, Heru mengatakan industri perbankan sangat serius mengentaskan intermediasi yang terlihat pada Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni menargetkan kredit tumbuh di level 7,13 persen.

“Kami perhatikan keadaan dan perbankan serius mengentaskan intermediasi ke depan jadi lebih baik. Itu perlu kita dukung agar fungsi intermediasi perbankan lebih baik ke depan,” tegasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021