Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Komandan Kodim 0911/Nunukan Kalimantan Timur, Letkol Inf Budijanto, mengatakan, jajarannya siap mengantisipasi masuknya teroris ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan.

"Langkah-langkah yang akan dan telah dilakukan adalah dengan mengintensifkan koordinasi dengan aparat dari Satgas Pamtas dan kepolisian untuk menjaga pintu masuk dari Malaysia yang digunakan selama ini," katanya di Nunukan, Kamis.

Menurutnya, pintu masuk warga negara asing (WNA) di Kabupaten Nunukan ini adalah Pelabuhan Tunon Taka dan Sei Nyamuk Pulau Sebatik.

Adanya sinyalemen bahwa Kabupaten Nunukan merupakan salah satu pintu masuk ke Indonesia bagi teroris melalui yang diduga berasal Filipina melalui Malaysia, Budijanto mengatakan tetap menjadi perhatiannya dengan melibatkan seluruh unsur termasuk masyarakat.

Soal banyaknya pintu-pintu kecil yang dikenal dengan "jalur tikus" yang biasa digunakan keluar masuk Malaysia, Dandim 0911/Nunukan ini menjelaskan bahwa hal ini sudah diantisipasi dengan menggelar sejumlah kegiatan di wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.

Salah satunya, lanjut dia, adalah dengan melaksanakan patroli gabungan di wilayah perbatasan antara TNI AD dari Satgas Pamtas batalion 413/Bremoro Kostrad dengan Tentara Diraja Malaysia (TDM).

"Adanya kegiatan patroli gabungan ini merupakan rangkaian daripada menutup lubang-lubang tikus yang bisa dijadikan pintu masuk dan keluar," kata Budijanto usai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Nunukan.

Kodim 0911/Nunukan akan berupaya keras menutup semua pintu-pintu kecil di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yang bisa menjadi keluar masuknya pihak-pihak yang dapat menggangu kehidupan bermasyarakat seperti teroris, ujar Budijanto.

Ia menambahkan, walaupun jalur perbatasan sangat panjang, tetapi tetap akan diupayakan agar tidak dimanfaatkan sebagai jalur terlarang.

Meskipun Kabupaten Nunukan dianggap sebagai salah satu wilayah perbatasan yang rawan dimanfaatkan teroris masuk ke Indonesia, Budijanto menekankan belum melakukan operasi khusus.

Alasannya, katanya, masalah seperti itu perlu mendapatkan petunjuk dari atasan tertinggi di TNI AD.

"Saya harus menunggu petunjuk dari atasan menyangkut rencana operasi khusus teroris," katanya. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012