Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Anggota kepolisian di jajaran Polres Nunukan Kalimantan Timur khususnya yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia diminta lebih mawas diri dan waspada di pos-pos penjagaan.
Kapolsek Sebatik Barat Kabupaten Nunukan, Iptu Djoko Purwanto, di Nunukan, Senin dinihari, membenarkan adanya instruksi khusus terhadap seluruh anggota kepolisian sejak kejadian teror hingga adanya korban penembakan yang dilakukan jaringan teroris tersebut.
"Memang kami dapatkan instruksi dari Polda Kaltim yang disampaikan ke Polres Nunukan untuk lebih mawas diri," ujarnya.
Ia juga mengaku mendapatkan instruksi yang sama agar lebih meningkatkan pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik terhadap orang yang datang maupun yang akan menyeberang ke Tawau Malaysia.
Kemudian, anggota kepolisian diminta untuk tetap waspada apabila melakukan tugas jaga di pos-pos penjagaan. "Karena kelihatannya jaringan teroris mengalihkan sasaran tembak kepada anggota kepolisian," ujar Djoko.
Namun Djoko membantah mendapatkan instruksi juga untuk melakukan pengawasan khusus di Desa Liang Bunyu Kecamatan Sebatik Barat tempat tinggal dan sekolah Farhan Mujahid, salah seorang tersangka teroris yang tewas tertembak di Solo, Jawa Tengah.
"Soal instruksi melakukan pengawasan ketat di Desa Liang Bunyu, tempat tinggal Farhan (Mujahid) tidak ada. Cuma semua anggota polisi di jajaran Polres Nunukan sebagai kepolisian perbatasan untuk mawas diri dalam beraktivitas dan menjalankan tugas kedinasan," katanya.
Bagaimanapun juga, Djoko menilai, pengawasan terhadap lokasi yang dianggap wilayah aktivitas teroris bukan kewenangannya. Tetapi sudah ada yang ditugaskan khusus oleh Mabes Polri untuk memantau lokasi-lokasi yang dicurigai.
"Jadi masalah adanya yang dianggap lokasi teroris bukan kewenangan kami. Tapi ada petugas khusus yang ditunjuk oleh atasan di Jakarta," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Kapolsek Sebatik Barat Kabupaten Nunukan, Iptu Djoko Purwanto, di Nunukan, Senin dinihari, membenarkan adanya instruksi khusus terhadap seluruh anggota kepolisian sejak kejadian teror hingga adanya korban penembakan yang dilakukan jaringan teroris tersebut.
"Memang kami dapatkan instruksi dari Polda Kaltim yang disampaikan ke Polres Nunukan untuk lebih mawas diri," ujarnya.
Ia juga mengaku mendapatkan instruksi yang sama agar lebih meningkatkan pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik terhadap orang yang datang maupun yang akan menyeberang ke Tawau Malaysia.
Kemudian, anggota kepolisian diminta untuk tetap waspada apabila melakukan tugas jaga di pos-pos penjagaan. "Karena kelihatannya jaringan teroris mengalihkan sasaran tembak kepada anggota kepolisian," ujar Djoko.
Namun Djoko membantah mendapatkan instruksi juga untuk melakukan pengawasan khusus di Desa Liang Bunyu Kecamatan Sebatik Barat tempat tinggal dan sekolah Farhan Mujahid, salah seorang tersangka teroris yang tewas tertembak di Solo, Jawa Tengah.
"Soal instruksi melakukan pengawasan ketat di Desa Liang Bunyu, tempat tinggal Farhan (Mujahid) tidak ada. Cuma semua anggota polisi di jajaran Polres Nunukan sebagai kepolisian perbatasan untuk mawas diri dalam beraktivitas dan menjalankan tugas kedinasan," katanya.
Bagaimanapun juga, Djoko menilai, pengawasan terhadap lokasi yang dianggap wilayah aktivitas teroris bukan kewenangannya. Tetapi sudah ada yang ditugaskan khusus oleh Mabes Polri untuk memantau lokasi-lokasi yang dicurigai.
"Jadi masalah adanya yang dianggap lokasi teroris bukan kewenangan kami. Tapi ada petugas khusus yang ditunjuk oleh atasan di Jakarta," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012