Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Farhan Mujahid, tersangka teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Solo, Jawa Tengah, merupakan anak tiri dari Abdullah Umar alias Abu Umar, murid Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

"Abdullah Umar telah menjalani hukuman setelah divonis bersalah karena dianggap terlibat dalam sejumlah jaringan terorisme," kata salah seorang warga Liang Bunyu Kecamatan Sebatik Barat Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, Nasir, di Sebatik, Minggu (2/9) malam.

Menurut dia, Farhan yang merupakan salah satu tersangka teroris yang menjadi korban baku tembak dengan Densus 88 anti teror di Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/8), berteman baik dengan anaknya sewaktu tinggal di Liang Bunyu pada 2000 silam.

Ia mengaku sangat kaget setelah mendengar pemberitaan di media bahwa teroris yang tewas di Solo adalah farhan Mujahid.

Bahkan Nasir mengetahui saat penangkapan Ustadz Abdullah Umar saat bersama dengan Ustadz Abu Bakar Ba`asyir.

"Saya tahu waktu Ustadz Abdullah Umar ditangkap sebagai anggota teroris saat bersama Abu Bakar Ba`asyir," ujarnya.

Ketika Ustad Abdullah Umar berada di Desa Liang Bunyu selaku Kepala Sekolah SD 041 Muhammadiyah Liang Bunyu sering menggelar pengajian dan berdakwah di masjid-masjid termasuk di Masjid Darus Salam yang berdampingan dengan sekolahnya, kata Kepala Desa Liang Bunyu, Mansyur, di Sebatik.

Marhani, salah seorang mantan guru bantu Ustadz Abdullah Umar mengakui bahwa mantan kepala sekolahnya yang saat telah divonis terlibat dalam jaringan teroris di Indonesia itu setiap berdakwah hanya mengajarkan ajaran agama sesuai Al Quran dan hadits.

Ia mengakui dirinya juga seringkali mengikuti pengajian dan dakwah yang dilakukan Ustadz Abdullah tersebut.

"Saya sering juga ikuti pengajian yang dilakukan Ustadz Abdullah setiap pulang sekolah di masjid," kata Marhani.

Namun setelah meninggalkan Liang Bunyu pada 2005 dengan memboyong dua orang istrinya yang salah satunya adalah ibu kandung Farhan Mujahid, dirinya tidak pernah mendengar lagi aktivitasnya.

Tetapi pada saat itu, dia (Abdullah Umar) sempat pamitan dengan warga Liang Bunyu dan mengatakan akan pulang ke Jawa karena Farhan akan melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren Ngruki.

Marhani maupun Nasir mengaku baru mengetahui keberadaannya, ketika Abdullah Umar tertangkap oleh kepolisian karena dianggap masuk dalam jaringan terorisme di Indonesia bersama ustad Abu Bakar Baasyir.  (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012