Kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada tahun ini (2020) meningkat sekitar 30 persen, kata Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan setempat Sarjito Ponco Waluyo.

Sebanyak 1.306 penderita malaria ungkap Ponco Waluyo saat ditemui di Penajam, Jumat, tercatat di pusat-pusat pelayanan kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 2020.

Sementara pada 2019 lanjut dia, tercatat 1.050 kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan rata-rata API (alpa riset insiden) tujuh per 1.000 penduduk.

"Pasien terjangkit malaria didominasi warga luar wilayah Penajam Paser Utara yang berdomisili di daerah perbatasan," ujar Ponco Waluyo.

"Serangan malaria itu seperti di perbatasan Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, serta perbatasan Desa Muara Toyu, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser," jelasnya.

Warga perbatasan yang terdeteksi positif menderita malaria tersebut menurut Ponco Waluyo, ditangani Puskesmas Petung dan Sotek Kabupaten Penajam Paser Utara.

Untuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara warga yang terdeteksi menderita malaria tidak banyak karena warga yang terinfeksi malaria warga luar daerah.

"Sekitar 70 persen yang tercatat penderita malaria itu warga perbatasan yang melakukan perawatan dan pengobatan di Puskesmas yang ada di wilayah Penajam Paser Utara," kata Ponco Waluyo.

"Hampir semua kasus malaria berasal dari wilayah perbatasan, tapi akses terdekat untuk melakukan pengobatan dan perawatan terdekat Puskesmas Sotek dan Petung," tambahnya.

Daerah endemis malaria berada di wilayah perbatasan antara Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam hingga Kabupaten Kutai Barat, serta Desa Muara Toyu, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser.

Sebagai upaya pencegahan, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020