Provinsi Kaltim termasuk salah satu dari lima provinsi yang diminta waspada terhadap sebaran kasus COVID-19. Angka kasus COVID-19 Kaltim bersama Riau, Sumatera Barat, Jawa timur, dan Papua secara nasional tercatat masih terus meningkat meskipun tidak terlalu tajam.
 
“Secara nasional ada 13 provinsi yang menjadi perhatian. Delapan diantaranya sudah melandai dan masih ada lima yang belum termasuk Kaltim. Kita urutan kedelapan untuk akumulasi atau masih diminta wapada,” ujar Wagub Kaltim Hadi Mulyadi saat mengikuti Vidcon Rakor antisipasi dampak liburan panjang terhadap kenaikan kasus COVID-19, di ruang Heart of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (30/10).
 
Rakor dilaksanakan secara virtual dipimpin Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan diikuti 13 provinsi yang menjadi perhatian terhadap peningkatan kasus COVID-19. Wagub mengikuti rakor didampingi Kepala Dinkes Kaltim Padilah Mante Runa bersama jajaran dan pewakilan Dinas Perhubungan Kaltim.
 
Adapun beberapa hal permintaan pusat yang harus mendapat perhatian serius Pemprov Kaltim diantaranya dalam akurasi data, pemanfaatan lab PCR, tempat isolasi mandiri, dan kasus COVID-19. 
 
Terkait hal tersebut, Wagub mengaku secara umum tidak ada masalah krusial dihadapi Pemprov Kaltim dalam penanganan COVID-19. Pemprov siap bekerjasama secara terpadu dengan pusat dalam penanganan COVID-19.
 
Sebagai contoh Dinkes Kaltim sudah mengklarifikasi data suspect yang disajikan Gugus Tugas Pusat bahwa data tersebut akumulasi suspect Kaltim, bukan data suspect perhari. Kemudian Dinas Perhubungan memaksimal perannya dalam memperketat pos-pos antar kabupaten/kota dan pintu masuk ke Kaltim menyikapi libur panjang saat ini.
 
Hadi  Mulyadi  berharap libur panjang tidak berdampak meningkatnya kasus COVID-19 di Kaltim karena banyak orang masuk ke Kaltim setelah pulang kampung,
 
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kaltim ,Fadilah  Mante mengatakan sebagai antisipasi terjadinya lonjangan kasus pasca libur panjang segera memfungsikan BPSDM sebagai pusat karantina.

“Sebagian besar warga Kaltim merupakan pendatang, tentu akan banyak pulang kampung saat libur panjang seperti ini. Makanya dua minggu kedepan harus segera memfungsikan  pusat karantina di Samarinda Seberang,” katanya.
 
Sedangkan terkait arahan pusat untuk kesiapan ruang isolasi, ICU, dan obat-obatan di RS, dia mengaku untuk ICU masih terpakai 75 persen, isolasi 46 persen, dan obat lengkap sehingga biisa  dipastikan aman selama libur panjang hingga setelahnya.
 
Sementara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan daerah perlu mewaspadai liburan panjang ini. Dia berharap jangan sampai terjadi lonjakan kasus setelah liburan. 
Selain itu juga diharapkan peran daerah dalam trecking dan testing agar tidak sebatas mengejar jumlah, tapi menyesuaikan sebaran kasusnya.
 
“Terpenting perlu ada pendisiplinan mengantisipasi pasca libur panjang, agar diatur betul seperti rest area dan tetap menerapkan protocol kesehatan ketat,”katanya.
 
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyarankan pemberian insentif bagi lab yang melakukan pemeriksaan untuk memberikan semangat dalam menjalankan tugas.
 
“Dengan insentif diharap specimen pemeriksaan akan meningkat lagi, karena minggu ketiga Oktober terjadi penurunan dan diwaspadai akan terus menurun karena mereka kelelahan. Seperti puncaknya pada minggu kedua Oktober rekor tertinggi yang mencapai 40 ribu lebih specimen atau 82,51 persen,” ujarnya.
 
Sedangkan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pada kesempatan itu menegaskan akan melaksanakan semua arahan termasuk mengintegrasikan data.

 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020