Ketua Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan, Aliansyah Mahadi, mengatakan masyarakat jangan terpovokasi terhadap informasi-informasi negatif terkhusus di dunia maya dan media sosial yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan


”Karena media sosial dan dunia maya ini kalau saya lihat sepertinya sangat mudah sekali digunakan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab itu untuk melakukan provokasi. Apalagi kalau ada masyarakat yang tidak paham terhadap situasi dan permasalahan yang sebenarnya, itu tentu akan sangat berbahaya sekali,” katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis.

Untuk itu, pria yang juga ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kalimantan Selatan ini mengatakan perlu ada imbauan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama agar tetap bersama-sama menjaga persatuan dan tidak terprovokasi. Pemerintah juga harus selalu mengimbau kepada warganya untuk bersama-sama menjaga bangsa ini.

Selain itu, untuk menanggulangi hal tersebut anak muda atau kaum milenial juga harus dilibatkan. Menurut dia generasi muda ini sangat enerjik, punya pemikiran atau gagasan yang visoner, walaupun memang ada sebagian kecil yang tidak peduli dengan kondisi bangsa yan ada sekarang ini.

Ia mengatakan saat ini menjadi krusial mengingat tahapan Pilkada 2020 juga terus bergulir. Suhu politik di daerah pun memanas. Untuk itu ia juga mengingatkan para tokoh di Kalimantan Selatan untuk terus bersama-sama menjaga persatuan.

”Nah ini tentunya bisa menjadi potensi perpecahan kalau tidak menjadi perhatian. Tentunya kami selalu ingatkan kepada Ketua adat, tokoh-tokoh masyarakat, atau tokoh agama di Kalimantan Selatan ini, untuk saling bersinergi, saling bersatu, saling mengingatkan untuk tidak terprovokasi terhadap hal-hal yang bisa menghancurkan,” kata dia.

Karena menurut alumnus Universita Lambung Mangkurat itu, provokasi tersebut kalau dibiarkan tentunya bisa meluluhlantakkan keamanan dan kedamaian seperti yang pernah terjadi yaitu amuk massa di Kalimantan Selatan pada 1997 lalu. Itulah salah satu hal-hal yang tentu tidak diinginkan.

”Karena itu melalui tokoh-tokoh yang ada kita berikan pengertian dan kita ajak untuk bersilaturahmi. Karena masyarakat di Banua Kalsel ini mereka sudah kapok terhadap hal-hal yang memprovokasi. Masyarakat sudah merasakan bagaimana akibat dari kejadian amuk massa di tahun 1997 silam itu,” ucapnya.

Dirinya menuturkan agar hal tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh masyarakat di Tanah Air, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Dan peran dari tokoh-tokoh agama, ulama yang selalu memberikan kesejukan, yang menjadi panutan bagi masyarakat.

Ia mengapresiasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dengan membentuk Duta Damai Dunia Maya. “Ini sungguh luar biasa untuk bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam melakukan aksi menyelamatkan masyarakat bangsa ini untuk diberikan pencerahan agar masyarakat ini terhindar dari provokasi dan perpecahan,” ujarnya.

Pewarta: M Arief Iskandar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020