Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penaja Paser Utara, Kalimantan Timur, menilai perlunya dilakukan normalisasi terhadap sejumlah sungai agar tidak terjadi pendangkalan sungai sebagai antisipasi terjadinya bencana banjir di daerah itu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui di Penajam, Rabu mengatakan sejumlah sungai di tiga kecamatan perlu dinormalisasi segera karena tingkat endapan lumpur sudah cukup tinggi.

Menurut ia, pengerukan sungai yang perlu dilakukan di Sungai Sesulu, Sungai Labangka, Sungai Sukaraja, Sungai Wonosari serta Sungai Mentawir.

Berdasarkan pantauan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, kondisi lima sungai itu banyak dipenuhi sampah dan sedimentasi atau pengendapan material seperti batu, tanah dan lumpur.

"Kondisi itu berpotensi memicu luapan air karena tidak dapat tertampung di sungai dan menyebabkan banjir terutama di kawasan pemukiman warga," jelas Nurlaila.

"Kami imbau masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke aliran sungai yang membuat aliran sungai menyempit, jika hujan air tidak bisa tertampung akan meluap," tambahnya.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG lanjut Nurlaila, memprakirakan curah hujan di wilayah Penajam Paser Utara masih cukup tinggi.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara telah memetakan daerah rawan banjir di antaranya, Kelurahan Waru, Desa Sesulu serta Desa Labangka.

"Kami terus monitor dan pantau daerah rawan banjir, kalau banjir selain disebabkan hujan intensitas tinggi juga diakibatkan sejumlah sungai yang dangkal," kata Nurlaila.

"Sungai di wilayah Sesulu, Labangka, Sukaraja, Wonosari dan Mentawir perlu segara dikeruk atau dinormalisasi," ujarnya.

Normalisasi atau pengerukan lima sungai tersebut perlu dilakukan untuk mencegah bencana banjir di wilayah Penajam Paser Utara.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020