Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) Nunukan Kalimantan Timur memperkirakan sebagian besar pemudik menjelang Lebaran 1433 Hijriah adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sabah, Malaysia.
Sesuai dengan pantauan setiap pemberangkatan kapal, baik milik PT Pelni maupun swasta, hampir seluruhnya merupakan TKI dan hanya sebagian kecil saja penumpang umum, kata Kepala Subseksi Penjagaan dan Penyelamatan (Gamat) Adpel Nunukan, Muhammad Nor, di Nunukan, Senin.
Sejak H-7 bulan puasa, kata dia, sudah terlihat ribuan TKI yang datang dari Sabah, Malaysia, yang pulang kampung. Dari dua kapal swasta, yaitu MV Cattleya dan KM Thalia, keduanya tujuan Pelabuhan Nusantara Parepare Sulawesi Selatan tampak penuh melebihi kapasitas sebenarnya.
Sejak memasuki bulan puasa ini, lanjut dia, tidak terlihat lonjakan signifikan, baik dua kapal swasta maupun kapal PT Pelni, semuanya masih terlihat sejumlah dek yang kosong.
"Selama bulan puasa ini tidak terlalu banyak penumpang balik kampung. Karena memang sudah banyak yang pulang sebelum memasuki bulan puasa sekitar seminggu sebelumnya," sebut Muhammad Nor.
Ia mencontohkan pelayaran pada hari Jumat (3/8) menggunakan MV Cattleya tujuan Parepare jumlah penumpang hanya sekitar 700 lebih dari kapasitas sebenarnya 1.500 penumpang. Dari jumlah tersebut, terlihat sekitar 90 persen adalah TKI.
Begitu juga, kapal PT Pelni yang telah tiba di Pelabuhan Tunon Taka selama bulan puasa ini tidak terlalu banyak penumpang yang berangkat. Hal ini berdasarkan jumlah potongan tiket sebelum dikeluarkan izin berlayar oleh Kantor Adpel Nunukan.
"Penumpang arus mudik selama bulan puasa ini, tidak terlalu banyak. Mungkin karena pelayaran melalui Nunukan berlangsung setiap minggu," kata Muhammad Nor.
Dari jumlah penumpang pada dua kapal swasta dan kapal PT Pelni sangat terlihat bahwa sebagian besar merupakan TKI asal Malaysia yang diketahui dengan jumlah barang bawaannya.
Kondisi ini akan berlangsung sampai H-6 karena pada H-5 diperkirakan terjadi lonjakan jumlah penumpang yang mudik khususnya para TKI dan masyarakat Kabupaten Nunukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Sesuai dengan pantauan setiap pemberangkatan kapal, baik milik PT Pelni maupun swasta, hampir seluruhnya merupakan TKI dan hanya sebagian kecil saja penumpang umum, kata Kepala Subseksi Penjagaan dan Penyelamatan (Gamat) Adpel Nunukan, Muhammad Nor, di Nunukan, Senin.
Sejak H-7 bulan puasa, kata dia, sudah terlihat ribuan TKI yang datang dari Sabah, Malaysia, yang pulang kampung. Dari dua kapal swasta, yaitu MV Cattleya dan KM Thalia, keduanya tujuan Pelabuhan Nusantara Parepare Sulawesi Selatan tampak penuh melebihi kapasitas sebenarnya.
Sejak memasuki bulan puasa ini, lanjut dia, tidak terlihat lonjakan signifikan, baik dua kapal swasta maupun kapal PT Pelni, semuanya masih terlihat sejumlah dek yang kosong.
"Selama bulan puasa ini tidak terlalu banyak penumpang balik kampung. Karena memang sudah banyak yang pulang sebelum memasuki bulan puasa sekitar seminggu sebelumnya," sebut Muhammad Nor.
Ia mencontohkan pelayaran pada hari Jumat (3/8) menggunakan MV Cattleya tujuan Parepare jumlah penumpang hanya sekitar 700 lebih dari kapasitas sebenarnya 1.500 penumpang. Dari jumlah tersebut, terlihat sekitar 90 persen adalah TKI.
Begitu juga, kapal PT Pelni yang telah tiba di Pelabuhan Tunon Taka selama bulan puasa ini tidak terlalu banyak penumpang yang berangkat. Hal ini berdasarkan jumlah potongan tiket sebelum dikeluarkan izin berlayar oleh Kantor Adpel Nunukan.
"Penumpang arus mudik selama bulan puasa ini, tidak terlalu banyak. Mungkin karena pelayaran melalui Nunukan berlangsung setiap minggu," kata Muhammad Nor.
Dari jumlah penumpang pada dua kapal swasta dan kapal PT Pelni sangat terlihat bahwa sebagian besar merupakan TKI asal Malaysia yang diketahui dengan jumlah barang bawaannya.
Kondisi ini akan berlangsung sampai H-6 karena pada H-5 diperkirakan terjadi lonjakan jumlah penumpang yang mudik khususnya para TKI dan masyarakat Kabupaten Nunukan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012