Warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diminta mewaspadai cuaca ekstrem di masa transisi atau perubahan musim hujan memasuki musim kemarau yang terjadi di daerah itu.

"Masyarakat harus mulai waspada terhadap cuaca ekstrem saat perubahan musim," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila ketika ditemui di Penajam, Selasa.

Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Kalimantan Timur, memprakirakan Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini menghadapi fenomena kemarau basah.

Kendati memasuki musim kemarau, namun curah hujan yang terukur masih melebihi atau di atas rata-rata normal mengguyur wilayah Penajam Paser Utara.

Kemarau basah tersebut, menurut Nurlaila, tetap berpotensi menimbulkan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.

"Sampai akhir Juli 2020 sudah terjadi 13 kasus kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara," ungkapnya.

"Ancaman kebakaran hutan dan lahan mulai bulan ini (September) hingga November 2020, kami prediksi cenderung meningkat," tambah Nurlaila.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara telah mempersiapkan personel, armada dan peralatan untuk penanggulangan bencana.

Saat rapat koordinasi tingkat Provinsi Kalimantan Timur kata Nurlaila disebutkan, sebenarnya saat ini wilayah Kalimantan Timur sudah memasuki puncak musim kemarau.

"BMKG sampaikan dalam rapat koordinasi tingkat provinsi, wilayah Kaltim sekarang masuk puncak musim kemarau tapi tergolong kemarau basah," jelasnya.

"Kami sudah siap siaga antisipasi potensi terjadinya bencana mulai September, Oktober, November 2020, warga kami minta waspada kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan," ucap Nurlaila.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020