Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Dinas Kesehatan Kalimantan Timur membagikan 11.000 kelambu berinsektisida ke daerah endemis malaria untuk mendukung pelaksanaan program menurunkan angka kematian bayi, ibu hamil, dan melahirkan.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kaltim Achlia S Dachlan di Samarinda, Senin, mengatakan kelambu berinsektisida itu diberikan secara cuma-cuma kepada warga di kawasan endemis malaria.
Sejumlah kawasan yang endemis malaria antara lain di Kabupaten Kutai Timur, Malina, Nunukan, Berau, Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung di wilayah utara, sedangkan di wilayah selatan dan tengah adalah Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, dan Kutai Barat.
Tujuan pemberian kelambu gratis ke daerah endemis malaria adalah untuk mencegah penyebaran penyakit malaria di Kaltim.
Sistem pemberian kelambu diserahkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Tiap rumah minimal diberikan jatah dua kelambu, kecuali untuk rumah tangga yang memiliki anak balita, mendapat lebih dari jatah umum.
Menurut dia, kelambu itu sudah diberi insektisida yang dapat bertahan hingga lima tahun, kegiatan ini sekaligus dikaitkan dengan program menurunkan angka kematian bayi dan ibu akibat malaria, selain diberikan imunisasi.
"Program tersebut dimaksudkan agar ibu hamil dan bayi maupun balita tidak terserang malaria, jadi pada dasarnya program malaria ini dikaitkan dengan upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi," katanya.
Penanganan masalah malaria, lanjutnya, dilakukan terpadu antara instansi terkait sehingga penanganannya melibatkan seluruh instansi kesehatan hingga ke tingkat yang paling bawah dan dilakukan pelayanan medis untuk penanganan penderita malaria.
Program ini meliputi pelayanan medis untuk semua penderita yang akan diperiksa melalui laboratorium, yakni untuk mengetahui penderita sudah positif mengidap atau negatif.
Selanjutnya, bagi masyarakat yang positif menderita malaria akan diberikan pelayanan pengobatan baik di Puskesmas maupun rumah sakit. Penderita akan diberi obat-obatan modern kombinasi secara cuma-cuma serta pemeriksaan laboratorium maupun pengobatan.
Guna meminimalkan penyebaran malaria, pihaknya juga melaksanakan program penyuluhan masyarakat termasuk membentuk pos malaria desa yang masuk dalam zona merah.
Program lainnya adalah merevitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu), yakni melalui pelatihan terhadap kader Posyandu, kemudian wadah itu difungsikan sebagai pos malaria desa yang dikombinasikan dengan program desa siaga. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kaltim Achlia S Dachlan di Samarinda, Senin, mengatakan kelambu berinsektisida itu diberikan secara cuma-cuma kepada warga di kawasan endemis malaria.
Sejumlah kawasan yang endemis malaria antara lain di Kabupaten Kutai Timur, Malina, Nunukan, Berau, Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung di wilayah utara, sedangkan di wilayah selatan dan tengah adalah Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, dan Kutai Barat.
Tujuan pemberian kelambu gratis ke daerah endemis malaria adalah untuk mencegah penyebaran penyakit malaria di Kaltim.
Sistem pemberian kelambu diserahkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Tiap rumah minimal diberikan jatah dua kelambu, kecuali untuk rumah tangga yang memiliki anak balita, mendapat lebih dari jatah umum.
Menurut dia, kelambu itu sudah diberi insektisida yang dapat bertahan hingga lima tahun, kegiatan ini sekaligus dikaitkan dengan program menurunkan angka kematian bayi dan ibu akibat malaria, selain diberikan imunisasi.
"Program tersebut dimaksudkan agar ibu hamil dan bayi maupun balita tidak terserang malaria, jadi pada dasarnya program malaria ini dikaitkan dengan upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi," katanya.
Penanganan masalah malaria, lanjutnya, dilakukan terpadu antara instansi terkait sehingga penanganannya melibatkan seluruh instansi kesehatan hingga ke tingkat yang paling bawah dan dilakukan pelayanan medis untuk penanganan penderita malaria.
Program ini meliputi pelayanan medis untuk semua penderita yang akan diperiksa melalui laboratorium, yakni untuk mengetahui penderita sudah positif mengidap atau negatif.
Selanjutnya, bagi masyarakat yang positif menderita malaria akan diberikan pelayanan pengobatan baik di Puskesmas maupun rumah sakit. Penderita akan diberi obat-obatan modern kombinasi secara cuma-cuma serta pemeriksaan laboratorium maupun pengobatan.
Guna meminimalkan penyebaran malaria, pihaknya juga melaksanakan program penyuluhan masyarakat termasuk membentuk pos malaria desa yang masuk dalam zona merah.
Program lainnya adalah merevitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu), yakni melalui pelatihan terhadap kader Posyandu, kemudian wadah itu difungsikan sebagai pos malaria desa yang dikombinasikan dengan program desa siaga. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012