Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sejumlah pedagang di Pasar Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, mengeluhkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung menjelang puasa Ramadhan 1433 Hijriah.
Beberapa pedagang yang ditemui di pasar tradisional terbesar di Samarinda itu, Jumat, mengatakan, kondisi tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya yang banyak dikunjungi pembeli dalam menyambut datangnya bulan suci umat Islam, untuk membeli sejumlah kebutuhan barang pokok dalam skala besar.
Syarifudin, pedagang ayam di Pasar Segiri memperkirakan turunnya jumlah pengunjung ada kaitannya dengan memasuki tahun ajaran baru siswa, sehingga masyarakat berperilaku ekonomis untuk berbelanja.
"Mungkin ada hubungannya dengan tahun ajaran baru, sehingga mereka mengerem kebutuhan belanja sehari-hari," jelas Syarifudin.
Pada hari normal sebelum bulan puasa, Syarifudin mengaku bisa menjual 800 ekor ayam per hari, sedangkan memasuki bulan puasa ini hanya sekitar 600 ekor.
"Memang ada kenaikan harga daging ayam, yakni Rp5 ribu per ekornya, tapi saya rasa bukan kenaikan itu penyebabnya, karena dulu juga pernah terjadi lonjakan harga namun jumlah pengunjung masih stabil," jelas Syarifudin.
Namun turunnya jumlah pengunjung tidak dirasakan oleh pedagang sayur mayur, yang mengaku sudah punya pembeli tetap, yakni para pedagang pengecer dan pedagang makanan cepat saji.
"Kalau untuk sayuran seperti hari biasa, tidak ada masalah, karena kami sudah punya pembeli tetap," tutur Siti Aminah.
Asumsi berbeda dikemukakan Fatimah pedagang telur, yang menilai turunnya jumlah pengunjung di Pasar Induk Segiri Samarinda sebagai imbas dari berpindahnya lokasi pelabuhan bongkar muat barang dari kelurahan pelabuhan ke Palaran.
"Dulu beberapa pedagang di sekitar Palaran masih berlangganan di Pasar Segiri, tapi sekarang mereka lebih memilih membeli di pasar induk sekitar Palaran yang harganya relatif sama dengan yang dijual di Segiri," tegas Fatimah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Beberapa pedagang yang ditemui di pasar tradisional terbesar di Samarinda itu, Jumat, mengatakan, kondisi tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya yang banyak dikunjungi pembeli dalam menyambut datangnya bulan suci umat Islam, untuk membeli sejumlah kebutuhan barang pokok dalam skala besar.
Syarifudin, pedagang ayam di Pasar Segiri memperkirakan turunnya jumlah pengunjung ada kaitannya dengan memasuki tahun ajaran baru siswa, sehingga masyarakat berperilaku ekonomis untuk berbelanja.
"Mungkin ada hubungannya dengan tahun ajaran baru, sehingga mereka mengerem kebutuhan belanja sehari-hari," jelas Syarifudin.
Pada hari normal sebelum bulan puasa, Syarifudin mengaku bisa menjual 800 ekor ayam per hari, sedangkan memasuki bulan puasa ini hanya sekitar 600 ekor.
"Memang ada kenaikan harga daging ayam, yakni Rp5 ribu per ekornya, tapi saya rasa bukan kenaikan itu penyebabnya, karena dulu juga pernah terjadi lonjakan harga namun jumlah pengunjung masih stabil," jelas Syarifudin.
Namun turunnya jumlah pengunjung tidak dirasakan oleh pedagang sayur mayur, yang mengaku sudah punya pembeli tetap, yakni para pedagang pengecer dan pedagang makanan cepat saji.
"Kalau untuk sayuran seperti hari biasa, tidak ada masalah, karena kami sudah punya pembeli tetap," tutur Siti Aminah.
Asumsi berbeda dikemukakan Fatimah pedagang telur, yang menilai turunnya jumlah pengunjung di Pasar Induk Segiri Samarinda sebagai imbas dari berpindahnya lokasi pelabuhan bongkar muat barang dari kelurahan pelabuhan ke Palaran.
"Dulu beberapa pedagang di sekitar Palaran masih berlangganan di Pasar Segiri, tapi sekarang mereka lebih memilih membeli di pasar induk sekitar Palaran yang harganya relatif sama dengan yang dijual di Segiri," tegas Fatimah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012