Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Samarinda melaporkan rumput laut asal Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil menembus pasar Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kalinya.
Sebanyak 21 ton rumput laut yang telah dikeringkan atau dried Eucheuma Cottoni Seawed bernilai Rp210 juta ini berlayar ke Negeri Gingseng.
"Komoditas perikanan dan kelautan ini kami lakukan tindakan karantina sesuai dengan persyaratan negara tujuan, setelah dipastikan sehat dan aman kami terbitkan sertifikat karantina atau phytosanitary certificate," kata Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono melalui keterangan tertulisnya, Kamis.
Agus mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor baru asal Kaltim. Pihaknya mencatat fasilitasi ekspor lebih dominan bergerak naik pada komoditas perkebunan seperti kayu lapis, karet, dan bungkil kelapa sawit.
"Semoga ini memberi angin segar bagi munculnya eksportir baru," tambahnya.
Pengeringan rumput laut masih dilakukan secara manual dengan bantuan sinar matahari, mengingat masih dalam jumlah yang sedikit. Pengeringan membutuhkan waktu 1-2 jam dengan cuaca cerah tergantung tingkat kadar air yang dikandung.
Pengeringan yang dilakukan dapat meminimalisasi kemungkinan masih adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada komoditas tersebut. Guna memastikannya, dilakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan pada rumput laut tersebut.
Rumput laut ini nantinya akan diekspor ke Busan, Korea Selatan, sebagai bahan baku pembuatan bahan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.
Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks, Gerakan Tiga kali Lipat Ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergi dengan berbagai pihak.
"Percepatan layanan dan jaminan akseptabilitas produk pertanian di luar negeri menjadi fokus Barantan dalam mendorong ekspor," pungkas Jamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020