Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Atraksi berbagai jenis tari tradisional berupa Tari Jepen dan Keraton yang disuguhkan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Kedaton Kesultanan memeriahkan Festival Erau Adat Pelas Benua Etam mulai 1 - 8 Juli 2012.
"Untuk perayaan Erau digelar 1 hingga 8 Juli, namun untuk atraksi tari di Kedataon Kesultanan ini digelar enam hari, yakni mulai 2 hingga 7 Juli," ujar Nurafni Kumalasari, Pelatih Tari Tradisi.
Ia ditemui usai menyaksikan anak asuhnya menyuguhkan Tari Jepen Selamat Datang di Kedaton, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim, Rabu.
Nurafni menurunkan tiga penari untuk menarikan Jepen Selamat Datang. Tari ini biasanya disajikan untuk menyambut tamu yang datang ke daerahnya. Dalam tarian ini juga ada adegan menaburkan bunga.
Penaburan bunga tersebut, menurut Nurafni, menggambarkan adat suku Kutai yang menaburkan tepung tawar kepada tamu, agar tamu itu mendapat keberkahan dan selamat selama kunjungannya, kemudian selamat pula hingga pulang ke rumah.
Tiga penarinya tersebut, katanya lagi, pada 2009 sudah pernah menampilkan tari yang sama di Melbourne, Australia. Penampilan mereka saat itu merupakan undangan dari Pemerintah Australia untuk penyajian tari tradisional.
Berbagai atraksi yang disajikan di Kedaton selama Erau antara lain, tari Jepen Selamat Datang dan tari Jepen Kembang Serai. Sedangkan tari keraton yang juga disajikan di Kedaton adalah, Tari Ganjar-ganjur dan Tari Topeng.
Berbagai atraksi tari tersebut dipersembahkan bagi para pengunjung yang berasal dari berbagai daerah. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kekayaan tradisi tari keraton. Di samping juga untuk menarik wisatawan agar sering berkunjung.
Menurut dia para anak asuhnya yang sudah kerap menari di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri itu, karena selama ini mendapat bimbingan di sanggar kesenian dalam naungan Yayasan Bengkel Seni Kutai yang terbentuk sejak delapan tahun lalu.
Di sanggar seni tersebut, Ia rutin melatih sejumlah penari yunior antara dua hingga tiga kali seminggu. Latihan ini selain untuk menciptakan ragam tari baru, juga untuk terus mengingat berbagai ragam tari yang telah diciptakan yayasan tersebut.
"Kami berharap agar Pemkab Kukar atau dari Keraton Kutai kerap menyelenggarakan atraksi atau lomba seni tari, tujuannya adalah agar kami sebagai seniman yang terus berkreasi ini, agar memiliki wadah untuk mengespresikan hasil karya kami," ujar Nurafni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Untuk perayaan Erau digelar 1 hingga 8 Juli, namun untuk atraksi tari di Kedataon Kesultanan ini digelar enam hari, yakni mulai 2 hingga 7 Juli," ujar Nurafni Kumalasari, Pelatih Tari Tradisi.
Ia ditemui usai menyaksikan anak asuhnya menyuguhkan Tari Jepen Selamat Datang di Kedaton, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim, Rabu.
Nurafni menurunkan tiga penari untuk menarikan Jepen Selamat Datang. Tari ini biasanya disajikan untuk menyambut tamu yang datang ke daerahnya. Dalam tarian ini juga ada adegan menaburkan bunga.
Penaburan bunga tersebut, menurut Nurafni, menggambarkan adat suku Kutai yang menaburkan tepung tawar kepada tamu, agar tamu itu mendapat keberkahan dan selamat selama kunjungannya, kemudian selamat pula hingga pulang ke rumah.
Tiga penarinya tersebut, katanya lagi, pada 2009 sudah pernah menampilkan tari yang sama di Melbourne, Australia. Penampilan mereka saat itu merupakan undangan dari Pemerintah Australia untuk penyajian tari tradisional.
Berbagai atraksi yang disajikan di Kedaton selama Erau antara lain, tari Jepen Selamat Datang dan tari Jepen Kembang Serai. Sedangkan tari keraton yang juga disajikan di Kedaton adalah, Tari Ganjar-ganjur dan Tari Topeng.
Berbagai atraksi tari tersebut dipersembahkan bagi para pengunjung yang berasal dari berbagai daerah. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kekayaan tradisi tari keraton. Di samping juga untuk menarik wisatawan agar sering berkunjung.
Menurut dia para anak asuhnya yang sudah kerap menari di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri itu, karena selama ini mendapat bimbingan di sanggar kesenian dalam naungan Yayasan Bengkel Seni Kutai yang terbentuk sejak delapan tahun lalu.
Di sanggar seni tersebut, Ia rutin melatih sejumlah penari yunior antara dua hingga tiga kali seminggu. Latihan ini selain untuk menciptakan ragam tari baru, juga untuk terus mengingat berbagai ragam tari yang telah diciptakan yayasan tersebut.
"Kami berharap agar Pemkab Kukar atau dari Keraton Kutai kerap menyelenggarakan atraksi atau lomba seni tari, tujuannya adalah agar kami sebagai seniman yang terus berkreasi ini, agar memiliki wadah untuk mengespresikan hasil karya kami," ujar Nurafni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012