Bupati Kutai Kartanegara,Edi Damansyah  berkeinginan belajar secara daring (online) tetap dilaksanakan pasca pandemi COVID-19 atau dipermanenkan  sebagai pendukung program belajar secara konvensional yang biasa dilakukan di sekolah.


Hal itu disampaikan Bupati  pada dialog melalui  Youtube Kota Raja Channel dalam pembelajaran daring bersama guru penggerak dan IGI secara virtual melalui, Sabtu (16/5).

"Terus terang saya terus memantau aktivitas pendidikan selama pandemi COVID-19. Alhamdulilah dengan inisiasi belajar daring ini proses belajar mengajar tetap belajar disemua jenjang pendidikan, termasuk pendidikan non formal seperti PAUD," ujar Bupati Edi Damansyah.

Pada dialog disaluran  Youtube Kota Raja Channel Edi Damansyah ditemani Ketua IGI Pusat Muhammad Ramli Rahim, Ketua IGI Kalimantan Timur Suparno Ghofar, Ketua IGI Kutai Kartanegara Sutopo Gasif, dan guru berprestasi dari Guru Penggerak Kutai Kartanegara Shanti Agustiani.

Bupati mengungkapkan untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat  secara regulasi ada pelimpahan kewenangan dari kabupaten ke provinsi. Seyognya tidak terpantau aktivitas belajarnya, dengan belajar daring bisa tetap dipantau perkembangannya oleh Pemkab Kutai Kartanegara.

"Belajar daring  merupakan hal luar biasa, tentunya menunjukan komitmen bersama terhadap pendidikan dalam situasi apapun tetap dilaksanakan," katanya.

Lanjut Edi Damansyah istilahnya biar langit runtuh tetap proses belajar dilaksanakan. Meskipun dalam kondisi sulit tetap bisa melaksanakan pembelajaran secara daring. Semoga IGI dan Guru Penggerak bisa terus mengembangkan dan bersinergi dengan pemerintah kabupaten memajukan pendidikan.

Dia berharap setelah COVID-19 berakhir bisa berbicara khusus dengan IGI dan Guru Penggerak bahas rencana mempermanenkan belajar secara daring jadi bagian proses belajar mengajar. "Tinggal atur materi apa yang akan dipelajari," katanya.

Senada dengan itu, Suparno Ghofar menyebut keberadaan belajar secara daring melalui Youtobe Kota Raja Channel sangat membantu siswa, sebab tidak semua belajar secara daring keseluruhan wilayah di Kutai Kartanegara.

"Dengan ini memang terkadang saat online yang hadir hanya sekitar 100 orang tapi siarannya tetap bisa di akses banyak orang saat sedang offline," jelasnya.
 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020