General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) John Anis berkata bahwa membanjirnya minyak di pasar dunia, selain membuat harga turun, juga dapat berdampak kepada permintaan minyak produksi PHM.
 


“Kami berharap Pemerintah bersedia memberikan bantuan terhadap industri hulu migas demi mengurangi tekanan,” kata Anis dalam rilisnya, Kamis.

Saat ini harga minyak mentah dunia berada pada kisaran 20-30 dolar AS per barel.

Negara-negara penghasil minyak dunia yang tergabung di dalam OPEC masih gagal mengurangi produksi untuk membatasi suplai.

Pasokan dunia juga berlebih sebab banyak negara menerapkan kebijakan lockdown atau membatasi aktivitas warganya sehingga konsumsi BBM menurun.

Di sisi lain, John Anis menyebutkan, Wilayah Kerja (WK) Mahakam yang dikelola PHM sejauh ini tidak terkena dampak wabah COVID-19. Hingga akhir Maret 2020

rata-rata produksi gas WK Mahakam mencapai 658,5 mmscfd (million metric standard cubic feet per day, juta standar kaki kubik per hari) sementara targetnya adalah 590 mmscfd. Untuk minyak dan kondesat didapat 30,34 ribu barel per hari, lebih tinggi daripada target 28,43 ribu barel minyak per hari.

“Itu sebab sumur-sumur yang selesai dibor di 2019 telah mulai berproduksi awal tahun ini,” terang John Anis. Selain itu juga sebab sumur-sumur tua semakin efisien setelah menjalani pemeliharaan dan perbaikan.

Kemudian, sebagai pemegang perjanjian bagi hasil dengan Pemerintah Republik Indonesia, PHM selaku kontraktor menyerahkan hasil sebanyak 216,58 juta dolar AS, yang juga di atas target yang 199,37 dolar AS.

“Kami berusaha keras memberikan kontribusi yang baik bagi penerimaan negara,” kata Anis lagi.

Pada sisi lain lagi, PHM bekerja di ladang minyak dan gas yang sudah melewati masa puncak produksinya, dan terus menurun secara alamiah. Untuk mempertahankan produksinya, PHM harus menggali banyak sumur, seperti merencanakan mengebor 119 sumur di 2020 ini.

PHM juga mengusahakan menghemat dan mengefisienkan operasinya.

“Jadi kita bisa hemat biaya cost recovery yang harus dikeluarkan negara,” kata Anis.

Cost recovery adalah penggantian biaya oleh pemerintah atas ongkos yang dikeluarkan kontraktor dalam proses menambang minyak dan gas tersebut.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020