Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Manajemen Persisam Putra Samarinda berencana memindahkan "homebase" dari Stadion Segiri Samarinda ke Stadion Palaran, terkait pendapatan dari penjualan tiket yang tidak sesuai dengan harapan ketika pertandingan kandang digelar.
Presiden Direktur Persisam Putra Harbiansyah Hanafiah di Samarinda, Selasa, menduga ada kebocoran tiket pada saat pertandingan laga kandang tim kebanggaan Kota Samarinda itu ketika digelar di Stadion Segiri Samarinda.
"Pada saat pertandingan melawan Persija Jakarta, Minggu (10/6), dengan penonton yang begitu banyaknya ternyata hasil pendapatan tiket hanya Rp324 juta kotor," katanya.
Padahal, lanjutnya, dari pendapatan itu harus dipotong untuk membayar gaji panpel Rp126 juta, bonus pemain lawan Persija dan Persib Rp94juta dan pajak tiket sebesar 15 persen, maka secara total pengeluaran dari tiket itu sebesar Rp270 juta, dan praktis hanya tersisa Rp50 juta dari hasil pertandingan tersebut.
Harbiansyah yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Liga Indonesia itu awalnya sangat berharap bisa memperoleh pendapatan yang lumayan dari tiket dan sponsor untuk membiayai klub Persisam dengan dihapuskannya subsidi dana dari APBD kota Samarinda.
"Kami menargetkan Rp5 miliar sampai Rp6 miliar selama satu musim kompetisi pendapatan dari tiket, tapi realisasinya sampai pertandingan ke-14 di kandang, masih jauh dari harapan," tegas Harbiansyah.
Dipaparkan Harbiansyah pengeluaran manajemen untuk membayarkan gaji pemain, pelatih, katering dan pengeluaran rutin lainnya kurang lebih Rp1,2 Miliar setiap bulannya.
"Itupun masih ada pengeluaran kami sebelumnya yakni pembayaran untuk DP 25 persen kontrak, dan fasilitas rumah untuk pemain asing," imbuh Harbiansyah.
Dengan minimnya pendapatan tiket pertandingan pada laga kandang memaksa manajemen harus memutar otak untuk menutupi pembiayaan hingga musim kompetisi ini berakhir.
"Semuanya harus dievaluasi mulai dari tiketing, penjaga pintu, dan juga panitia pelaksana pertandingan, kalau masih menginginkan Persisam ini bisa eksis terus di Liga Indonesia," tegas Harbiansyah.
Selama pertandingan kandang yang dilakoni "Pesut Mahakam" dalam Liga Super Indonesia musim 2011/2012 rekor pendapatan tiket terjadi ketika pertandingan Persisam menghadapi Mitra Kukar dengan pendapatan tiket mencapai Rp700 juta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Presiden Direktur Persisam Putra Harbiansyah Hanafiah di Samarinda, Selasa, menduga ada kebocoran tiket pada saat pertandingan laga kandang tim kebanggaan Kota Samarinda itu ketika digelar di Stadion Segiri Samarinda.
"Pada saat pertandingan melawan Persija Jakarta, Minggu (10/6), dengan penonton yang begitu banyaknya ternyata hasil pendapatan tiket hanya Rp324 juta kotor," katanya.
Padahal, lanjutnya, dari pendapatan itu harus dipotong untuk membayar gaji panpel Rp126 juta, bonus pemain lawan Persija dan Persib Rp94juta dan pajak tiket sebesar 15 persen, maka secara total pengeluaran dari tiket itu sebesar Rp270 juta, dan praktis hanya tersisa Rp50 juta dari hasil pertandingan tersebut.
Harbiansyah yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Liga Indonesia itu awalnya sangat berharap bisa memperoleh pendapatan yang lumayan dari tiket dan sponsor untuk membiayai klub Persisam dengan dihapuskannya subsidi dana dari APBD kota Samarinda.
"Kami menargetkan Rp5 miliar sampai Rp6 miliar selama satu musim kompetisi pendapatan dari tiket, tapi realisasinya sampai pertandingan ke-14 di kandang, masih jauh dari harapan," tegas Harbiansyah.
Dipaparkan Harbiansyah pengeluaran manajemen untuk membayarkan gaji pemain, pelatih, katering dan pengeluaran rutin lainnya kurang lebih Rp1,2 Miliar setiap bulannya.
"Itupun masih ada pengeluaran kami sebelumnya yakni pembayaran untuk DP 25 persen kontrak, dan fasilitas rumah untuk pemain asing," imbuh Harbiansyah.
Dengan minimnya pendapatan tiket pertandingan pada laga kandang memaksa manajemen harus memutar otak untuk menutupi pembiayaan hingga musim kompetisi ini berakhir.
"Semuanya harus dievaluasi mulai dari tiketing, penjaga pintu, dan juga panitia pelaksana pertandingan, kalau masih menginginkan Persisam ini bisa eksis terus di Liga Indonesia," tegas Harbiansyah.
Selama pertandingan kandang yang dilakoni "Pesut Mahakam" dalam Liga Super Indonesia musim 2011/2012 rekor pendapatan tiket terjadi ketika pertandingan Persisam menghadapi Mitra Kukar dengan pendapatan tiket mencapai Rp700 juta. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012