Kementerian ESDM mencatat realisasi  penyerapan biodiesel pada kuartal I 2020 mencapai sebesar 2,17 juta kiloliter atau 90,4 persen dari permintaan pembelian (purchase order/PO) sebesar 2,4 juta kiloliter.


Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto dalam keterangannya yang diperoleh di Jakarta, Kamis mengungkapkan penurunan permintaan B30 (campuran 30 persen minyak sawit ke dalam solar) menjadi penyebab utama melesetnya target realisasi penyerapan biodiesel yang sudah dicanangkan.

"Terjadi penurunan demand dari penggunaan B30 yang secara langsung akan mengurangi penggunaan biodiesel," ungkapnya.

Pada Januari, rinci Hariyanto, volume penyerapan biodiesel sebesar 699,5 ribu kiloliter atau 87,53 persen dari PO, yaitu 789,64 ribu kiloliter. Februari, realisasi sempat mengalami pertumbuhan yang positif dengan menyentuh angka 756,96 ribu kiloliter atau 94,72 persen dari PO, yaitu 799,3 ribu kiloliter.

Sementara Maret, pemanfaatan biodiesel kembali mengalami penurunan dengan hanya terserap 713,86 ribu kiloliter atau 89,32 persen dari PO, yaitu 809,95 ribu kiloliter.

Konsumsi biodiesel sejak 2017 terus mengalami peningkatan.

Pada 2018, konsumsinya sebesar 3,55 juta kiloliter atau meningkat 49 persen dibandingkan 2017 sebesar 2,37 juta kiloliter.

Peningkatan ini dilatarbelakangi perluasan pemanfaatan B20 ke sektor non public service  obligation (PSO).

Kebijakan tersebut berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,37 juta kiloliter.

Realisasi ini belum termasuk tambahan volume biodiesel untuk kebutuhan uji coba B30 pada  akhir 2019.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020