Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ketua Umum Kadin Provinsi Kalimantan Timur, Fauzi Bahtar, menilai rusaknya infrastruktur jalan menjadi penghambat investasi di daerah itu.
"Banyak potensi di Kaltim yang belum tergarap serius akibat rusaknya infrastruktur jalan di Kaltim," ungkap Fauzi Bahtar, kepada wartawan di Samarinda, Rabu.
Contohnya, katanya, sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Kutai Barat sangat besar namun akibat rusaknya akses jalan menuju kesana sehingga kekayaan alam itu belum sepenuhnya tergarap secara optimal. Kondisi ini juga membuat masyarakat disana yang sangat memprihatinkan sebabmereka harus membeli berbagai kebutuhan dengan harga yang sangat mahal itupun jika tersedia.
Kadin Kaltim yang beranggotakan 2.000 pengusaha dan terbesar dari sektor konstruksi kata Fauzi Bahtar mendesak pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota di Kaltim agar segera memperbaiki infrastruktur yang rusak tersebut.
"Intinya ada tiga hal yang harus menjadi perhatian pemerintah yakni, jalan, kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan dunia usaha, kondisi jalan menjadi hal yang paling penting sebab selain dapat menekan biaya distribusi, infrastruktur yang baik juga akan menumbuhkan perekonomian masyarakat," katanya.
"Ini baru persoalan di pedalaman dan belum ke perbatasan. Jadi, bukan hanya kalangan dunia usaha tetapi seluruh masyarakat sangat menantikan komitmen pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur tersebut sebagai akses ekonomi masyarakat baik," ungkap Fauzi Bahtar.
Dicontohkan, mahalnya berbagai kebutuhan pokok dan material bahan bangunan di Kabupaten Kutai Barat serta beberapa kabupaten/kota lainnya di Kaltim akibat rusaknya infrastruktur jalan.
Pihak Kadin kata dia juga siap memberikan sumbangsih pada perbaikan infrastruktur tersebut.
"Pemerintah seharusnya terbuka terkait permasalahan yang dihadapi dalam memperbaiki infrastruktur tersebut. Kami (Kadin) siap memberikan andil sebab masalah itu juga menjadi tanggung jawab bersama," katanya.
"Kami siap mendukung upaya yang dilakukan pemerintah sepanjang ada komitmen yang jelas bagi pertumbuhan ekonomi secara luas," ungkap Fauzi Bahtar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Banyak potensi di Kaltim yang belum tergarap serius akibat rusaknya infrastruktur jalan di Kaltim," ungkap Fauzi Bahtar, kepada wartawan di Samarinda, Rabu.
Contohnya, katanya, sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Kutai Barat sangat besar namun akibat rusaknya akses jalan menuju kesana sehingga kekayaan alam itu belum sepenuhnya tergarap secara optimal. Kondisi ini juga membuat masyarakat disana yang sangat memprihatinkan sebabmereka harus membeli berbagai kebutuhan dengan harga yang sangat mahal itupun jika tersedia.
Kadin Kaltim yang beranggotakan 2.000 pengusaha dan terbesar dari sektor konstruksi kata Fauzi Bahtar mendesak pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota di Kaltim agar segera memperbaiki infrastruktur yang rusak tersebut.
"Intinya ada tiga hal yang harus menjadi perhatian pemerintah yakni, jalan, kesehatan dan pendidikan. Bagi kalangan dunia usaha, kondisi jalan menjadi hal yang paling penting sebab selain dapat menekan biaya distribusi, infrastruktur yang baik juga akan menumbuhkan perekonomian masyarakat," katanya.
"Ini baru persoalan di pedalaman dan belum ke perbatasan. Jadi, bukan hanya kalangan dunia usaha tetapi seluruh masyarakat sangat menantikan komitmen pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur tersebut sebagai akses ekonomi masyarakat baik," ungkap Fauzi Bahtar.
Dicontohkan, mahalnya berbagai kebutuhan pokok dan material bahan bangunan di Kabupaten Kutai Barat serta beberapa kabupaten/kota lainnya di Kaltim akibat rusaknya infrastruktur jalan.
Pihak Kadin kata dia juga siap memberikan sumbangsih pada perbaikan infrastruktur tersebut.
"Pemerintah seharusnya terbuka terkait permasalahan yang dihadapi dalam memperbaiki infrastruktur tersebut. Kami (Kadin) siap memberikan andil sebab masalah itu juga menjadi tanggung jawab bersama," katanya.
"Kami siap mendukung upaya yang dilakukan pemerintah sepanjang ada komitmen yang jelas bagi pertumbuhan ekonomi secara luas," ungkap Fauzi Bahtar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012