Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamen Desa PDTT) Budi Arie Setiadi mengatakan Institut Pertanian Bogor (IPB) paling siap menyelenggarakan program "One CEO One Village".
"Kunci dari kemajuan desa adalah SDM yang inovatif dan kreatif. Selama ada kreativitas, apapun tantangan maupun hambatan pasti bisa dihadapi," ujar Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Program tersebut direncanakan menggeser pola pembinaan, menjadi pendampingan yang langsung dilakukan oleh CEO dari badan usaha milik desa (BUMDes).
Berbagai pihak dilibatkan mulai dari akademisi dalam hal ini Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai lembaga yang siap melakukan riset dan pemberdayaan praktik peningkatan perekonomian desa. IPB siap mendukung penuh demi terwujudnya program "One Village One CEO".
Budi menegaskan ke depannya, hal utama dari program tersebut adalah pembentukan BUMDes, yang idealnya menjadi pusat perdagangan dan distribusi desa.
"Tentu tidak mudah karena ini pekerjaan berat yang diwujudkan dengan semangat gotong royong. Maka dari itu kolaborasi dengan kampus (IPB) amat dibutuhkan. Dengan SDM yang melimpah tentunya sudah sangat siap," ujar dia.
Budi menjelaskan program tersebut akan mendukung sistem perdagangan berkelanjutan. Apalagi sekarang adalah eranya perdagangan yang adil.
"Zaman perdagangan bebas sudah usai, sekarang eranya perdagangan yang adil. BUMDes harus menjadi instrumen bagi warga desa baik sebagai konsumen maupun produsen dengan perdagangan yang adil," terangnya.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University) Prof Dr Arif Satria menuturkan pihaknya berkolaborasi dengan pihak swasta guna melahirkan sosiopreneur, yang siap meningkatkan taraf perekonomian pedesaan.
"Mereka nantinya diharapkan mampu menularkan ilmunya kepada masyarakat di pedesaan,"kata Arif.
Arif menjelaskan sinergi dan kolaborasi perlu dilakukan untuk mewujudkan pertanian yang maju dan sejahtera.
"Kalau dibiarkan begitu saja, pertanian akan menjadi sebuah beban. Namun apabila diberdayakan dengan percepatan dengan tekhnologi canggih maka akan menjadi kekuatan. Bahkan peningkatan kemajuan teknologi di bidang pertanian maupun peternakan ini bisa menjadi kekuatan kita, dalam menopang tekhnologi nasional," jelas Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Kunci dari kemajuan desa adalah SDM yang inovatif dan kreatif. Selama ada kreativitas, apapun tantangan maupun hambatan pasti bisa dihadapi," ujar Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Program tersebut direncanakan menggeser pola pembinaan, menjadi pendampingan yang langsung dilakukan oleh CEO dari badan usaha milik desa (BUMDes).
Berbagai pihak dilibatkan mulai dari akademisi dalam hal ini Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai lembaga yang siap melakukan riset dan pemberdayaan praktik peningkatan perekonomian desa. IPB siap mendukung penuh demi terwujudnya program "One Village One CEO".
Budi menegaskan ke depannya, hal utama dari program tersebut adalah pembentukan BUMDes, yang idealnya menjadi pusat perdagangan dan distribusi desa.
"Tentu tidak mudah karena ini pekerjaan berat yang diwujudkan dengan semangat gotong royong. Maka dari itu kolaborasi dengan kampus (IPB) amat dibutuhkan. Dengan SDM yang melimpah tentunya sudah sangat siap," ujar dia.
Budi menjelaskan program tersebut akan mendukung sistem perdagangan berkelanjutan. Apalagi sekarang adalah eranya perdagangan yang adil.
"Zaman perdagangan bebas sudah usai, sekarang eranya perdagangan yang adil. BUMDes harus menjadi instrumen bagi warga desa baik sebagai konsumen maupun produsen dengan perdagangan yang adil," terangnya.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University) Prof Dr Arif Satria menuturkan pihaknya berkolaborasi dengan pihak swasta guna melahirkan sosiopreneur, yang siap meningkatkan taraf perekonomian pedesaan.
"Mereka nantinya diharapkan mampu menularkan ilmunya kepada masyarakat di pedesaan,"kata Arif.
Arif menjelaskan sinergi dan kolaborasi perlu dilakukan untuk mewujudkan pertanian yang maju dan sejahtera.
"Kalau dibiarkan begitu saja, pertanian akan menjadi sebuah beban. Namun apabila diberdayakan dengan percepatan dengan tekhnologi canggih maka akan menjadi kekuatan. Bahkan peningkatan kemajuan teknologi di bidang pertanian maupun peternakan ini bisa menjadi kekuatan kita, dalam menopang tekhnologi nasional," jelas Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020