Wisata Air "Hemaq Beniung" ini berada di Kampung Juaq Asa. Kampung ini merupakan salah satu kampung dari 19 kampung dan 2 (dua) kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Barong Tongkok. Diperkirakan jarak dari Ibukota Kabupaten Kutai Barat (Sendawar) ke lokasi wisata air sekitar 15 km.
Jarak tersebut relatif dekat. Hanya saja akes dari Ibukota menuju ke lokasi wisata belum semuanya cor beton atau jalan beraspal.
Lokasi Wisata Air "Hemaq Beniung", sebenarnya milik warga masyarakat, tetapi pembangunan dan pengelolaannya di bawah Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Kemang, Kampung Juaq Asa.
Menempati area sekitar 3 hektare. Satu hektare berupa danau buatan. Sedangkan, area penyangga sekitar 2 hektare, Fasilitas yang disediakan berupa kendaraan air bebek-bebekan, yang sangat menarik untuk anak-anak.
Titian/jembatan kayu. Jika melintas titian tersebut, pengunjung bisa melihat danau buatan. Airnya cukup jernih. Di sisi sebelahnya kita bisa menikmati pemandangan penggalan hutan dengan berbagai jenis pepohonan yang rindang.
Tersedia pula tempat untuk selfi atau sekedar berfoto-ria mengabadikan diri, biar nampak eksis di sosmed. Jika pengunjung ingin BAB atau buang air kecil tidak perlu khawatir. Pengelola telah menyiapkan sarana itu cukup bersih. Warung jualan makanan kecil juga tersedia. Bahkan, musholla pun tersedia.
"Wisata Air ini adalah sebuah contoh, bagaimana masyarakat bersama Pemerintah Kampung mampu melihat sebuah potensi. Dari suatu bencana menjadi berkah," urai Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi menceritakan potensi wisata Kampung Juaq Asa, Kecamatan Barong Tongkok, Kabuparen Kutai Barat, Sabtu (8/2) .
Bencana dimaksud karena lahan warga tergenang banjir, akibat pembukaan jalan oleh Pemerintah. Di satu sisi memang ada sumber mata air yg mengalir. Menjadi berkah, karena sekarang bisa diubah menjadi danau buatan dan sumber penghidupan.
Berdasarkan laporan dari Petinggi Kampung Juaq Asa, omset pengelolaan wisata air "Hemaq Beniung" mulai bulan April sampai akhir Desember 2019 sudah mencapai angka tidak kurang dari Rp275 juta.
Bahkan, minggu pertama Januari 2020 bisa membukukan omset lebih dari Rp31 juta.
Total omset dikurangi biaya operasional menjadi keuntungan. Keuntungannya 30 persen untuk pemilik lahan, dan 70 persen untuk BUMKam Kemang sebagai pengelola wisata air.
Tempat wisata lain yang cukup menarik dikunjungi adalah hutan adat. Luasnya hampir 50 hektare tepatnya 48,85 ha. Lokasinya tidak jauh dari Wisata Air, mungkin sekitar 300 meter.
"Saya bersama para pendamping desa dan ditemani Petinggi Kampung Juaq Asa, Adrianus, dan Rista, perangkat Kampung Juaq Asa dan Direktur BUMKam Remang, Matius Enggok, serta para Pengelola Wisata Air dan Wisata Hutan Adat sangat menikmati menyusuri hutan hutan," ungkapnya.
Berbagai jenis pepohonan yang tidak mungkin ditemukan di perkotaan, bisa dilihat di situ. Ada pohon yg batangnya melingkar, meliuk-liuk.
Agar wisata hutan adat ini bernilai edukasi, dia menyarankan kepada Petinggi (sebutan untuk Kepala Kampung atau Kepala Desa di Kabupaten Kutai Barat), maupun pengelola wisata untuk meminta bantuan dari Dinas Kehutanan atau lembaga lain yang peduli lingkungan hidup.
Di situ bisa ditulis tentang nama pohon, baik nama latinnya maupun nama yang sudah akrab di masyarakat. Berapa usianya, masuk keluarga atau rumpun apa? Di mana pohon tersebut bisa ditemukan, dan lain-lain.
Pengelolaan Wisata Air maupun Wisata Hutan Adat dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Kemang, Kampung Juaq Asa.
Saat ini Pemerintah Kampung Juaq Asa sedang membangun semacam ruang pertemuan, dalam bentuk rumah panggung. Di bawah rumah panggung bisa dipakai untuk parkir kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Selain itu juga sudah dibangun dua homestay dari kayu ulin. Pengoperasian Ruang Pertemuan dan homestay tinggal menunggu fasilitas listrik dari PLN.
"Saya melihat dan mengamati kemajuan Kampung Juaq Asa ini tidak terlepas dari kepemimpinan petinggi, Saudara Adrianus. Putra asli Kubar ini jebolan dari Universitas Negeri Malang (UNM), program studi Teknik Sipil. Dulu namanya Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia mendapatkan beasiswa dari Pemkab Kubar," katanya.
Petinggi ini masih muda dan energik.
Pernah meraih juara 3 lomba Desa Tingkat Provinsi Kaltim Tahun 2019 yang lalu. Tahun ini BUMKam Kemang, Kampung Juaq Asa, juga meraih 3 besar katagori Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terbaik inovasi.
BUMKam Kemang sudah mampu memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Desa tidak kurang dari Rp100 juta rupiah pada tahun lalu. Keuntungan BUMKam juga sempat dirasakan oleh warga masyarakat yg tidak mampu, dalam bentuk pemberian sembako. Kepedulian ini yang patut diteladani.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
Jarak tersebut relatif dekat. Hanya saja akes dari Ibukota menuju ke lokasi wisata belum semuanya cor beton atau jalan beraspal.
Lokasi Wisata Air "Hemaq Beniung", sebenarnya milik warga masyarakat, tetapi pembangunan dan pengelolaannya di bawah Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Kemang, Kampung Juaq Asa.
Menempati area sekitar 3 hektare. Satu hektare berupa danau buatan. Sedangkan, area penyangga sekitar 2 hektare, Fasilitas yang disediakan berupa kendaraan air bebek-bebekan, yang sangat menarik untuk anak-anak.
Titian/jembatan kayu. Jika melintas titian tersebut, pengunjung bisa melihat danau buatan. Airnya cukup jernih. Di sisi sebelahnya kita bisa menikmati pemandangan penggalan hutan dengan berbagai jenis pepohonan yang rindang.
Tersedia pula tempat untuk selfi atau sekedar berfoto-ria mengabadikan diri, biar nampak eksis di sosmed. Jika pengunjung ingin BAB atau buang air kecil tidak perlu khawatir. Pengelola telah menyiapkan sarana itu cukup bersih. Warung jualan makanan kecil juga tersedia. Bahkan, musholla pun tersedia.
"Wisata Air ini adalah sebuah contoh, bagaimana masyarakat bersama Pemerintah Kampung mampu melihat sebuah potensi. Dari suatu bencana menjadi berkah," urai Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi menceritakan potensi wisata Kampung Juaq Asa, Kecamatan Barong Tongkok, Kabuparen Kutai Barat, Sabtu (8/2) .
Bencana dimaksud karena lahan warga tergenang banjir, akibat pembukaan jalan oleh Pemerintah. Di satu sisi memang ada sumber mata air yg mengalir. Menjadi berkah, karena sekarang bisa diubah menjadi danau buatan dan sumber penghidupan.
Berdasarkan laporan dari Petinggi Kampung Juaq Asa, omset pengelolaan wisata air "Hemaq Beniung" mulai bulan April sampai akhir Desember 2019 sudah mencapai angka tidak kurang dari Rp275 juta.
Bahkan, minggu pertama Januari 2020 bisa membukukan omset lebih dari Rp31 juta.
Total omset dikurangi biaya operasional menjadi keuntungan. Keuntungannya 30 persen untuk pemilik lahan, dan 70 persen untuk BUMKam Kemang sebagai pengelola wisata air.
Tempat wisata lain yang cukup menarik dikunjungi adalah hutan adat. Luasnya hampir 50 hektare tepatnya 48,85 ha. Lokasinya tidak jauh dari Wisata Air, mungkin sekitar 300 meter.
"Saya bersama para pendamping desa dan ditemani Petinggi Kampung Juaq Asa, Adrianus, dan Rista, perangkat Kampung Juaq Asa dan Direktur BUMKam Remang, Matius Enggok, serta para Pengelola Wisata Air dan Wisata Hutan Adat sangat menikmati menyusuri hutan hutan," ungkapnya.
Berbagai jenis pepohonan yang tidak mungkin ditemukan di perkotaan, bisa dilihat di situ. Ada pohon yg batangnya melingkar, meliuk-liuk.
Agar wisata hutan adat ini bernilai edukasi, dia menyarankan kepada Petinggi (sebutan untuk Kepala Kampung atau Kepala Desa di Kabupaten Kutai Barat), maupun pengelola wisata untuk meminta bantuan dari Dinas Kehutanan atau lembaga lain yang peduli lingkungan hidup.
Di situ bisa ditulis tentang nama pohon, baik nama latinnya maupun nama yang sudah akrab di masyarakat. Berapa usianya, masuk keluarga atau rumpun apa? Di mana pohon tersebut bisa ditemukan, dan lain-lain.
Pengelolaan Wisata Air maupun Wisata Hutan Adat dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Kemang, Kampung Juaq Asa.
Saat ini Pemerintah Kampung Juaq Asa sedang membangun semacam ruang pertemuan, dalam bentuk rumah panggung. Di bawah rumah panggung bisa dipakai untuk parkir kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Selain itu juga sudah dibangun dua homestay dari kayu ulin. Pengoperasian Ruang Pertemuan dan homestay tinggal menunggu fasilitas listrik dari PLN.
"Saya melihat dan mengamati kemajuan Kampung Juaq Asa ini tidak terlepas dari kepemimpinan petinggi, Saudara Adrianus. Putra asli Kubar ini jebolan dari Universitas Negeri Malang (UNM), program studi Teknik Sipil. Dulu namanya Institut Kejuruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia mendapatkan beasiswa dari Pemkab Kubar," katanya.
Petinggi ini masih muda dan energik.
Pernah meraih juara 3 lomba Desa Tingkat Provinsi Kaltim Tahun 2019 yang lalu. Tahun ini BUMKam Kemang, Kampung Juaq Asa, juga meraih 3 besar katagori Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terbaik inovasi.
BUMKam Kemang sudah mampu memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Desa tidak kurang dari Rp100 juta rupiah pada tahun lalu. Keuntungan BUMKam juga sempat dirasakan oleh warga masyarakat yg tidak mampu, dalam bentuk pemberian sembako. Kepedulian ini yang patut diteladani.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020