Persoalan banjir dan tata kelola lingkungan di Kota Samarinda, menjadi perbincangan serius sejumlah tokoh dalam acara diskusi membedah visi- misi pemimpin Samarinda yang digelar di Hotel Selica Mulia, Senin (27/1).
Diskusi yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) Kaltim tersebut dihadiri oleh tiga tokoh sekaligus kandidat calon pemimpin Samarinda yakni Andi Harun, Sarwono dan Zairin Zain.
Sekretaris PWI Kaltim, Wiwid Mahendra mengatakan kegiatan yang digagas oleh para jurnalis di Kaltim ini, dimaksudkan untuk menggali ide dan gagasan para calon pemimpin untuk mengentaskan Ibu Kota Provinsi Kaltim tersebut dari sejumlah persoalan yang dihadapinya.
"Samarinda adalah Ibu Kota Provinsi, dan kedepan bakal menjadi Kota penyangga bagi Ibu Kota Negara yang baru, tentunya diperlukan pemimpin yang revolusioner menghadapi tantangan zaman tersebut," kata Wiwid.
Dalam diskusi tersebut, pihaknya menghadirkan lima orang panelis berasal dari aktifis lingkungan dan akademisi.
Andi Harun yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kaltim memaparkan sejumlah gagasannya terkait penanganan banjir, diantaranya terkait program normalisasi sungai mahakam, dan menyiapkan sejumlah anggaran sebagai bentuk keseriusan pemerintah untuk menuntaskan masalah pelik di Kota Samarinda itu.
"Persoalan banjir menjadi fakta, dan siapapun yg terpilih nanti wajib berkomitmen awal mengatasi banjir. Program kami memberikan solusi tanpa menyalahkan pihak manapun," tegasnya.
Sementara, Sarwono mantan politisi PKS yang dulunya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua di DPRD Kota Samarinda, mengaku sudah melakukan riset terkait dengan penanganan banjir.
" Saat ini Kota Samarinda, telah mendapatkan gelontoran dana dari Pusat dan juga Provinsi untuk menuntaskan banjir, dan kesempatan ini harus benar- benar dimaksimakan oleh pemimpin Kota Samarinda dengan sebaik mungkin," jelasnya.
Mantan kepala Bappeda Kaltim, Zairin Zain mengatakan bahwa konsep penanganan banjir di Ibu Kota Provinsi Kaltim tersebut telah diakukan saat dia masih menjabat di Pemerintahan.
" Banjir salah satunya disebabkan oleh pendangkalan Sungai, makanya perlu adanya program pengerukan di Sungai Mahakam," jelas Zairin.
Sementara itu, panelis dari aktivis lingkungan, Pradama Rupang menilai program yang disampaikan para kandidat belum memberikan solusi terkait persoalan yang ada di Kota Samarinda secara konkret.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020