Hasil dari pemangkasan pohon yang dilakukan petugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, akan dijadikan pupuk kompos dan kerajinan tangan.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Hendri Setianto, di Surabaya, Sabtu mengatakan sedikitnya ada 192 meter kubik dedaunan berhasil dikumpulkan dari giat perantingan pohon di Jalan A. Yani, sepanjang 400 meter sebelum Taman Pelangi.
"Sisa-sisa daun hasil perantingan itu pun kemudian dikirim ke Pusat Daur Ulang (PDU) atau rumah kompos untuk dijadikan pupuk kompos," katanya.
Menurut dia, kegiatan yang rutin dilakukan ini untuk mengurangi tingkat kerawanan pohon tumbang. Hanya saja, lanjut dia, di tengah puncak musim hujan saat ini, giat perantingan semakin digencarkan.
"Kita laksanakan dengan cara memendekkan (pohon) agar beban dari pohon tidak terlalu berat. Sedangkan untuk sampahnya langsung kita angkut bersihkan. Jadi setelah perantingan, sudah zero (sampah)," ujarnya.
Ia menjelaskan untuk mempercepat proses perantingan, pihaknya menerjunkan 52 pasukan kadaka dan 60 personil kebersihan. Selain itu, 5 unit skylift walker, 10 dumptruck dan 2 alat berat, juga terjunkan. Mereka tersebar dan melakukan perantingan secara bersamaan.
"Dengan perantingan ini nantinya kita perawatnya juga tidak terlalu sering, karena kita pendekkan. Paling tidak kita mengurangi risiko pohon tumbang," kata Hendri Setianto..
Sementara itu, Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau, DKRTH Surabaya, Rochim Yuliadi menjelaskan, daun atau kotoran hasil perantingan kemudian dikirim ke PDU yang tersebar di beberapa wilayah Surabaya. Sampah organik seperti dedaunan, akan dimasukkan ke mesin pencacah melalui conveyor yang berada di PDU, setelah itu ditimbang dan diolah menjadi pupuk kompos.
"Hasil perantingan dikirim ke rumah kompos untuk diolah menjadi pupuk kompos," kata Rochim.
Sedangkan, untuk batang-batang besar hasil perantingan, kata Rochim, selanjutnya dikirim ke Pengolahan Sampah dan Limbah (PSL) yang berada di Workshop Keputih. Di tempat itu, batang pohon akan diolah menjadi kerajinan tangan, seperti meja, kursi dan peralatan mebel.
"Hari ini dedaunan yang terkumpul sekitar 192 meter kubik. Sedangkan Kamis lalu (9/1), dedaunan yang berhasil terkumpul mencapai 288 meter kubik," demikian Rochim Yuliadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Hendri Setianto, di Surabaya, Sabtu mengatakan sedikitnya ada 192 meter kubik dedaunan berhasil dikumpulkan dari giat perantingan pohon di Jalan A. Yani, sepanjang 400 meter sebelum Taman Pelangi.
"Sisa-sisa daun hasil perantingan itu pun kemudian dikirim ke Pusat Daur Ulang (PDU) atau rumah kompos untuk dijadikan pupuk kompos," katanya.
Menurut dia, kegiatan yang rutin dilakukan ini untuk mengurangi tingkat kerawanan pohon tumbang. Hanya saja, lanjut dia, di tengah puncak musim hujan saat ini, giat perantingan semakin digencarkan.
"Kita laksanakan dengan cara memendekkan (pohon) agar beban dari pohon tidak terlalu berat. Sedangkan untuk sampahnya langsung kita angkut bersihkan. Jadi setelah perantingan, sudah zero (sampah)," ujarnya.
Ia menjelaskan untuk mempercepat proses perantingan, pihaknya menerjunkan 52 pasukan kadaka dan 60 personil kebersihan. Selain itu, 5 unit skylift walker, 10 dumptruck dan 2 alat berat, juga terjunkan. Mereka tersebar dan melakukan perantingan secara bersamaan.
"Dengan perantingan ini nantinya kita perawatnya juga tidak terlalu sering, karena kita pendekkan. Paling tidak kita mengurangi risiko pohon tumbang," kata Hendri Setianto..
Sementara itu, Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau, DKRTH Surabaya, Rochim Yuliadi menjelaskan, daun atau kotoran hasil perantingan kemudian dikirim ke PDU yang tersebar di beberapa wilayah Surabaya. Sampah organik seperti dedaunan, akan dimasukkan ke mesin pencacah melalui conveyor yang berada di PDU, setelah itu ditimbang dan diolah menjadi pupuk kompos.
"Hasil perantingan dikirim ke rumah kompos untuk diolah menjadi pupuk kompos," kata Rochim.
Sedangkan, untuk batang-batang besar hasil perantingan, kata Rochim, selanjutnya dikirim ke Pengolahan Sampah dan Limbah (PSL) yang berada di Workshop Keputih. Di tempat itu, batang pohon akan diolah menjadi kerajinan tangan, seperti meja, kursi dan peralatan mebel.
"Hari ini dedaunan yang terkumpul sekitar 192 meter kubik. Sedangkan Kamis lalu (9/1), dedaunan yang berhasil terkumpul mencapai 288 meter kubik," demikian Rochim Yuliadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020