Harga berbagai komoditas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Desember 2019 mengalami kenaikan (inflasi) 0,40 persen, atau terjadi perubahan indeks harga konsumen (IHK) dari 140,19 pada November menjadi 140,75 pada Desember.

"Adanya inflasi tersebut, maka untuk inflasi tahun kalender pada Desember sebesar 1,66 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,66 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik BPS Provinsi (Kaltim) Anggoro Dwitjayono, Kamis.

Inflasi Kaltim yang sebesar 0,40 persen itu berasal dari dua kota yang telah ditetapkan sebagai patokan IHK, yakni untuk Kota Samarinda dengan inflasi 0,19 persen dan untuk Kota Balikpapan pada Desember inflasi sebesar 0,68 persen.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, lanjut dia, maka Provinsi Kaltim pada Desember 2018 mengalami inflasi 0,54 persen, kemudian pada Desember 2017 inflasi 1,02 persen.

Ia menuturkan, inflasi yang terjadi di Kaltim pada Desember 2019 dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami inflasi 1,26 persen, diikuti kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 1 persen.

Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berinflasi 0,15 persen, dan untuk kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,03 persen.

Sementara tiga kelompok komoditas lainnya mengalami penurunan harga (deflasi), yakni kelompok sandang dengan deflasi 0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berdeflasi 0,14 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga deflasi 0,01 persen.

Ia menjelaskan, IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik Inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

Anggoro juga membandingkan dengan perkembangan inflasi dari 82 kota yang menjadi pantauan IHK, yakni pada Desember 2019 terdapat 72 kota mengalami inflasi dan ada 10 kota yang mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Batam yang sebesar 1,28 persen dan terendah di Watampone sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Manado yang minus 1,88 persen dan deflasi terendah di Bukit Tinggi yang minus 0,01 persen," ucap Anggoro. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020