Keberadaan Bendung Daerah Irigasi Pesap disebut menjadi pendukung Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur menjadi lumbung padi Kecamatan Kongbeng dan Kecamatan Muara Wahau.


“Dulu petani hanya mampu panen satu tahun sekali mengikuti musim. Sejak ada irigasi, masyarakat terbantu. Bisa panen dua hingga tiga kali setahun,” ungkap Deputi Direktur Yayasan BIOMA Kaltim, Danang Sukobudi saat mendamping wartawan mengunjungi Bendung Pesap dalam rangkaian Kunjungan Jurnalistik Proklim+, di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Minggu (17/12).

Desa Miau Baru disebut satu-satunya desa di Kecamatan Kongbeng yang masih memiliki lahan pertanian padi sawah. Luasannya mencapai 315 hektare sawah eksisting yang dijadikan sentra pertanian masyarakat.

Ke depan luasannya dipastikan akan bertambah seiring ditetapkan rencana tata ruang wilayah desa yang menetapkan akan dilakukan percetakan sawah seluas 200 – 300 hektare. “Tentunya ini menjadi potensi pemenuhan kebutuhan ketersediaan beras di Kecamatan Kongbeng dan Kecamatan Muara Wahau khususnya, serta di wilayah Kabupaten Kutai Timur umumnya,” sebut Danang.

Karenananya dia menyebut keberadaan Bendung Pesap sangat membantu Desa Miau Baru mengembangkan usaha pertanian di wilayahnya. Mengingat desa-desa lain di Kecamatan Kongbeng sudah kehilangan lahan sawahnya dialih fungsikan untuk peruntukan lain.

Selain itu, Bendung Pesap juga berpotensi dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Dia mendengar Desa Miau Baru bakal mengembangkannya menjadi daerah tujuan wisata baru selain sebagai irigasi.

Bendung Daerah Irigasi Pesap sendiri dibangun pada 2008 Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Luas arel bendung 900 hektare baku, 450 hektare potensial, dan 250 hektare potensial dan dengan ketinggian 2 meter.

Bendung ini memiliki debit air sebesar 2.934 liter perdetik yang mampu mengaliri sekitar 315 hektare areal persawahan eksisting.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019