Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi lokasi kedua pelaksanaan kunjungan jurnalistik Program Kampung Iklim (Proklim) atau program pengurangan emisi karbon berbayar Forest Carbon Partnership Fasility (FCPF) Carbon Fund 2020 - 2024.
Dikomandoi Tim Biro Humas Setprov Kaltim, yakni Kasubag Publikasi Inni Indarpuri dan Kasubag Data, Huseni Labib, serta Konsultan Depelovment Social FCPF Carbon Fund, Wijaya, belasan awak media lokal dan nasional ini bertolak dari Kantor Gubernur Kaltim menuju lokasi kunjungan jurnalistik, Jumat (25/10) siang.
Keberangkatan mereka dilepas Kabag Kehumasan Biro Humas Setprov Kaltim, Andik Riyanto dengan memberikan sedikit pengarahan.
Perjalanan didahului mengunjungi Destinasi Wisata Alam Bukit Bengkirai, di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, awak media diajak mengeksplorasi keindahan hutan beserta keanekaragaman hayati di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri milik PT Inhutani itu.
Akses menuju ke Bukit Bengkirai ditempuh menggunakan jalur darat sekitar 30 menit dari kilometer 38 jalan poros Balikpapan - Samarinda, tepatnya merupakan akses jalan menuju calon lokasi pemindahan Ibu Kota Negara di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Infrastruktur jalan berupa aspal yang mulai berlubang serta sebagian lagi sudah ada penanganan dengan konstruksi beton, tapi itu hanya jalan utamanya, sementara untuk menuju Bukit Bengkirai harus melewati jalan sedikit beraspal yang mulai mengelupas dengan bebatuan yang timbul dan banyak terdapat genangan air.
Setibanya di Bukit Bengkirai lelah perjalanan seolah langsung terobati dengan mata dimanjakan dengan suasana hijau pepohonan alami yang ada.
Rombongan pun seolah tidak tahan untuk tidak mengabadikannya, langsung berswafoto pada spot foto yang disediakan.
Rencananya Sabtu (26/10) besok, rombongan akan diajak ke Arboretum untuk melihat jenis tanamam yang dibudidayakan termasuk wahana wisata berupa Canopy Bridge atau jembatan jaring untuk melihat keindahan hutan yang mengelilingi kawasan itu.
Sudah puas berwisata alam, kemudian lanjut menuju Kampung Mentawir untuk melihat langsung kawasan hutan dan kehidupan masyarakat sekitar yang sudah menyatakan siap mendukung Proklim.
Dikatakan Inni Indarpuri sesaat sebelum keberangkatan, kunjungan merupakan tindak lanjut workshop peningkatan pemahaman awak media terkait program FCPF Carbon Fund yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Setelah diberikan informasi terkait pelaksanaannya, kemudian dilanjutkan mengajak awak media ke lapangan memotret langsung daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan proklim.
Lokasi kunjungan jurnalistik dibagi tiga yakni Desa Muhuran Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan beberapa kampung di Kabupaten Berau.
Sejalan dengan itu, Andik Riyanto menyarankan agar awak media yang terlibat dapat menggali informasi secara mendalam, banyak hal bisa dikupas untuk diberitakan melalui media masing-masing.
"Kegiatan ini mengingatkan saya saat menjadi wartawan beberapa puluh tahun lalu. Sesuatu yang awalnya tidak diketahui orang menjadi menarik dan dikenal saat ada kunjungan jurnalistik," katanya.
Karenanya dia mengapresiasi kreatifitas jajarannya yang berhasil merangkul mitra kerja terkait menyelenggarakan kegiatan kunjungan jurnalistik.
Sementara Wijaya menyebut, FCPF merupakan media atau alat berinteraksi program atau antar para pihak pemangku kepentingan. Di Kaltim misalnya antara Visi Kaltim "Berani Untuk Kaltim Berdaulat", Proklim, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait lain.
"Media massa menjadi mitranya mensosialisasikan dan memberi pemahaman kepada masyarakat terkait pelaksanaan proklimm, Kaltim menjadi provinsi pertama dan percontohan makanya harus berhasil karena nama baik daerah dan Pemerintah Indonesia pertaruhannya," katanya sambil menyebut bahwa FCPF Carbon Fund merupakan program yang didanai Bank Dunia dengan mekanisme pemberian insentif atas keberhasilan pengurangan emisi karbon.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Dikomandoi Tim Biro Humas Setprov Kaltim, yakni Kasubag Publikasi Inni Indarpuri dan Kasubag Data, Huseni Labib, serta Konsultan Depelovment Social FCPF Carbon Fund, Wijaya, belasan awak media lokal dan nasional ini bertolak dari Kantor Gubernur Kaltim menuju lokasi kunjungan jurnalistik, Jumat (25/10) siang.
Keberangkatan mereka dilepas Kabag Kehumasan Biro Humas Setprov Kaltim, Andik Riyanto dengan memberikan sedikit pengarahan.
Perjalanan didahului mengunjungi Destinasi Wisata Alam Bukit Bengkirai, di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, awak media diajak mengeksplorasi keindahan hutan beserta keanekaragaman hayati di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri milik PT Inhutani itu.
Akses menuju ke Bukit Bengkirai ditempuh menggunakan jalur darat sekitar 30 menit dari kilometer 38 jalan poros Balikpapan - Samarinda, tepatnya merupakan akses jalan menuju calon lokasi pemindahan Ibu Kota Negara di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Infrastruktur jalan berupa aspal yang mulai berlubang serta sebagian lagi sudah ada penanganan dengan konstruksi beton, tapi itu hanya jalan utamanya, sementara untuk menuju Bukit Bengkirai harus melewati jalan sedikit beraspal yang mulai mengelupas dengan bebatuan yang timbul dan banyak terdapat genangan air.
Setibanya di Bukit Bengkirai lelah perjalanan seolah langsung terobati dengan mata dimanjakan dengan suasana hijau pepohonan alami yang ada.
Rombongan pun seolah tidak tahan untuk tidak mengabadikannya, langsung berswafoto pada spot foto yang disediakan.
Rencananya Sabtu (26/10) besok, rombongan akan diajak ke Arboretum untuk melihat jenis tanamam yang dibudidayakan termasuk wahana wisata berupa Canopy Bridge atau jembatan jaring untuk melihat keindahan hutan yang mengelilingi kawasan itu.
Sudah puas berwisata alam, kemudian lanjut menuju Kampung Mentawir untuk melihat langsung kawasan hutan dan kehidupan masyarakat sekitar yang sudah menyatakan siap mendukung Proklim.
Dikatakan Inni Indarpuri sesaat sebelum keberangkatan, kunjungan merupakan tindak lanjut workshop peningkatan pemahaman awak media terkait program FCPF Carbon Fund yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Setelah diberikan informasi terkait pelaksanaannya, kemudian dilanjutkan mengajak awak media ke lapangan memotret langsung daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan proklim.
Lokasi kunjungan jurnalistik dibagi tiga yakni Desa Muhuran Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan beberapa kampung di Kabupaten Berau.
Sejalan dengan itu, Andik Riyanto menyarankan agar awak media yang terlibat dapat menggali informasi secara mendalam, banyak hal bisa dikupas untuk diberitakan melalui media masing-masing.
"Kegiatan ini mengingatkan saya saat menjadi wartawan beberapa puluh tahun lalu. Sesuatu yang awalnya tidak diketahui orang menjadi menarik dan dikenal saat ada kunjungan jurnalistik," katanya.
Karenanya dia mengapresiasi kreatifitas jajarannya yang berhasil merangkul mitra kerja terkait menyelenggarakan kegiatan kunjungan jurnalistik.
Sementara Wijaya menyebut, FCPF merupakan media atau alat berinteraksi program atau antar para pihak pemangku kepentingan. Di Kaltim misalnya antara Visi Kaltim "Berani Untuk Kaltim Berdaulat", Proklim, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait lain.
"Media massa menjadi mitranya mensosialisasikan dan memberi pemahaman kepada masyarakat terkait pelaksanaan proklimm, Kaltim menjadi provinsi pertama dan percontohan makanya harus berhasil karena nama baik daerah dan Pemerintah Indonesia pertaruhannya," katanya sambil menyebut bahwa FCPF Carbon Fund merupakan program yang didanai Bank Dunia dengan mekanisme pemberian insentif atas keberhasilan pengurangan emisi karbon.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019