Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Tim penilai kebersihan lingkungan untuk Penghargaan Adipura dari berbagai unsur melakukan penilaian ke sejumlah lokasi di Kota Samarinda, yang terdiri dari tim pusat, provinsi dan beberapa elemen masyarakat.

"Tim penilai ini terdiri dari unsur Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim, unsur perguruan tinggi dan dari unsur pers yang diwakili Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim," ujar salah satu tim penilai, Intoniswan, di Samarinda, Sabtu.

Inton, panggilan akrabnya, yang juga Sekretaris PWI Kaltim ini mengatakan, penilaian dengan cara turun langsung ke lokasi, dilakukan selama empat hari, yakni sejak Jumat (6/4) dan akan berakhir pada Senin siang (9/4).

Menurut dia, lokasi penilaian yang harus didatangi oleh tim penilai terdapat 80 titik, antara lain bantaran Sungai Mahakam, fasilitas umum seperti terminal, pelabuhan, jalan artileri, kantor pemerintah, dan sekolah mulai SD hingga SMA atau yang sederajat.

Sejumlah titik yang dinilai itu, merupakan lokasi yang sudah dipilih oleh Pemkot Samarinda, baik lokasi untuk fasilitas umum maupun lokasi sekolah.

Sedangkan sekolah-sekolah yang telah ditunjuk untuk dilakukan penilaian kebersihan antara lain SDN 006, SMPN 16, SMPN 29, SMPN 6, SMPN 9, SMPN 136, SMPN 4, dan SMAN 8 Samarinda.

Beberapa item yang dilakukan penilaian di sekolah antara lain, kebersihan lingkungan sekolah, kebersihan WC, dan drainase.

Untuk kebersihan di sekolah, lanjut dia, saat ini ada beberapa sekolah yang kurang bersih karena sering dilanda banjir.

"Sekolah yang kami datangi, tiap kali hujan deras selalu kebanjiran sehingga banyak kotoran yang masuk ke halaman sekolah. Kondisi ini membuat pengelola sekolah dan siswa mengaku jenuh karena sering membersihkan namun kena banjir lagi," katanya.

Semua lokasi yang akan dinilai sudah mendapat persetujuan dari Pemkot Samarinda, sehingga tim gabungan tersebut tinggal mendatangi lokasi yang telah ditunjuk.

Untuk mendapatkan nilai minimal agar dapat diverifikasi guna mendapatkan penghargaan Adipura, maka Samarinda harus mendapat nilai minimal 71.

Jika nilai 71 dapat diperoleh, selanjutnya nilai akan diadu dengan bobot nilai yang seimbang dengan kota-kota lainnya di Indonesia.

Dari sini kemudian tim dari pusat dapat menentukan, apakah Samarinda layak mendapat Adipura atau tidak.

Beberapa tahun terakhir, lanjutnya, Samarinda tidak mendapatkan penghargaan Adipura karena nilai yang diperoleh masih jauh dari standar minimal, sehingga diharapkan pada 2012 dapat mendapat Adipura.

"Penilaian untuk mendapatkan Adupura ini sangat objektif karena setiap titik terdapat empat orang penilai, sedangkan selisih antara penilai yang satu dengan penilai lainnya tidak boleh lebih dari tiga angka," kata Inton. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012