Perwakilan Universitas Diponegoro (Undip) mengapresiasi  merasa takjub serta mendukung apa yang ditunjukkan oleh Kota Samarinda, Kalimantan Timur melakukan restorasi sungai dan upaya memperbaiki ekosistem yang rusak, hal itu dikatakan mereka saat jauh-jauh datang dari Jawa Tengah ke Kota Samarinda.


"Kehadiran perwakilan Undip ke Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda kali ini merupakan yang kedua untuk membantu. Bagi kami bukan soal bantuan yang diberikan tapi yang paling mendasar adalah apresiasinya," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM, Misman di Samarinda, Kamis.

Perwakilan dari Undip Semarang, Jateng yang datang ke Sekolah Sungai Karang Mumus di bawah naungan GMSS-SKM itu adalah Dr. Ir. Haerudin, M.Si, selaku Ketua Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Saat ini, lanjut Misman, Haerudin menyumbang 100 bibit pohon untuk ditanam di jalur hijau SKM, sedangkan kedatangannya yang pertama bulan lalu, Haerudin bersama jajarannya memboyong mahasiswa pascasarjana untuk membantu merestorasi SKM, karena komunitas GMSS-SKM sejak tahun 2015 hingga kini masih konsentrasi untuk sungai.

"Saat berbincang tadi, Haerudin mengatakan akan mengatur waktu untuk  kembali ke Sekolah Sungai dengan agenda susur SKM guna mempelajari morfologi sungai dan lainnya, karena disadari bahwa sungai sebagi sumber air bersih dan sehat bagi manusia dan makhluk lain," tuturnya.

Misman juga mengatakan, dukungan dari Undip terhadap pihaknya menjadi penyemangat dalam rangka melakukan restorasi ekologi sungai. Semangat juga akan lebih meningkat lagi jika makin banyak warga Samarinda yang paham akan fungsi sungai bagi kemaslahatan manusia dan makhluk lain.

Setiap aliran air, lekuk, dan kontur pada sungai, bahkan daerah aliran sungai, lanjutnya, memiliki peran fungsi bagi ekosistem di kawasan itu, karena setiap kawasan bisa jadi terdapat spesies yang berbeda dalam ekosistemnya, baik spesies ikan, plankton, hingga tumbuhan yang secara alami ada lokasi itu.

Adanya berbagai spesies dalam satu kawasan merupakan layanan ekosistem alami, sehingga ia minta masyarakat tidak merusaknya, termasuk menebang pohon yang secara alami maupun pohon khas air yang telah ditanam di jalur hijau SKM, karena jalur hijau merupakan lahan milik sungai, atau yang sering disebut DAS.

"Keberadaan pohon dan tumbuhan di bibir sungai maupun dalam DAS berperan multifungsi, seperti untuk mencegah erosi, filtrasi alami, peneduh, tempat mencari makan dan berlindungnya binatang, penghasil oksigen, mengurangi pemanasan global, dan lainnya. Berbagai fungsi inilah yang belum disadari banyak orang," ucap Misman.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019