Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Perbatasan langsung Indonesia-Malaysia akan dipagari dengan satu skuadron heli tempur Bell AH-1W Super Cobra, selain dijaga dengan tank-tank Leopard 2A6.
"Kami akan tempatkan di Berau dan Nunukan," kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Selasa.
Saat ini, Kodam VI Mulawarman sedang menyiapkan basis bagi skuadron heli tersebut, katanya.
"Kami gunakan anggaran antara Rp17 miliar hingga Rp19 miliar untuk persiapan pangkalan skuadron heli tempur tersebut," lanjutnya.
Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, Amerika Serikat, dan pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam.
Persenjataannya senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.
"Super Cobra ini adalah pilihan utama. Namun demikian, kami punya pilihan lain yang lebih bersahabat dengan keuangan, yaitu heli serbaguna Agusta Westland," kata Panglima yang pernah menjadi Asisten Perencanaan (Asrena) Kasad di Mabes TNI tersebut.
Heli tempur buatan Bell ini dihargai 11,3 juta dolar AS per unitnya, atau setara Rp96 miliar. Untuk komplet satu skuadron dengan 16 pesawat maka pemerintah menyediakan tidak kurang dari Rp1,53 triliun. Semuanya belum termasuk dengan persenjataan yang digendong heli tersebut untuk menyerbu musuh.
"Harga ini dipantaskan dengan kemampuan jelajah hingga 510 km pada kecepatan maksimum 277 km per jam, kecepatan menanjak 8,2 meter per detik, dan bisa mengambang di udara pada ketinggian 3.720 meter," katanya.
Dengan berpangkalan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sebagai contoh SuperCobra hanya perlu beberapa menit untuk sampai di perbatasan dan menyelesaikan misinya.
Agusta Westland sedikit lebih murah. Heli tempur Agusta Westland AW 109LUH harganya 9 juta dolar AS, atau sama dengan Rp76,5 miliar, per unit. Atau total Rp1,22 triliun untuk satu skuadron.
Selanjutnya, di darat akan ada 3 batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 km, serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brazil.
"Dengan amunisi roket aslinya, jarak tembaknya bisa mencapai 300 km, atau 70 km dengan amunisi roket lain," jelas Panglima Subekti.
Bersama tank-tank Leopard, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.
Menurut Panglima Subekti, ini akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, terutama yang berbatasan langsung di Kalimantan.
"Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser," demikian Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subekti. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Kami akan tempatkan di Berau dan Nunukan," kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Selasa.
Saat ini, Kodam VI Mulawarman sedang menyiapkan basis bagi skuadron heli tersebut, katanya.
"Kami gunakan anggaran antara Rp17 miliar hingga Rp19 miliar untuk persiapan pangkalan skuadron heli tempur tersebut," lanjutnya.
Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, Amerika Serikat, dan pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam.
Persenjataannya senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.
"Super Cobra ini adalah pilihan utama. Namun demikian, kami punya pilihan lain yang lebih bersahabat dengan keuangan, yaitu heli serbaguna Agusta Westland," kata Panglima yang pernah menjadi Asisten Perencanaan (Asrena) Kasad di Mabes TNI tersebut.
Heli tempur buatan Bell ini dihargai 11,3 juta dolar AS per unitnya, atau setara Rp96 miliar. Untuk komplet satu skuadron dengan 16 pesawat maka pemerintah menyediakan tidak kurang dari Rp1,53 triliun. Semuanya belum termasuk dengan persenjataan yang digendong heli tersebut untuk menyerbu musuh.
"Harga ini dipantaskan dengan kemampuan jelajah hingga 510 km pada kecepatan maksimum 277 km per jam, kecepatan menanjak 8,2 meter per detik, dan bisa mengambang di udara pada ketinggian 3.720 meter," katanya.
Dengan berpangkalan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sebagai contoh SuperCobra hanya perlu beberapa menit untuk sampai di perbatasan dan menyelesaikan misinya.
Agusta Westland sedikit lebih murah. Heli tempur Agusta Westland AW 109LUH harganya 9 juta dolar AS, atau sama dengan Rp76,5 miliar, per unit. Atau total Rp1,22 triliun untuk satu skuadron.
Selanjutnya, di darat akan ada 3 batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 km, serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brazil.
"Dengan amunisi roket aslinya, jarak tembaknya bisa mencapai 300 km, atau 70 km dengan amunisi roket lain," jelas Panglima Subekti.
Bersama tank-tank Leopard, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.
Menurut Panglima Subekti, ini akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, terutama yang berbatasan langsung di Kalimantan.
"Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser," demikian Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subekti. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012