Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mencatat sekurangnya telah terjadi 30 kali kebakaran hutan dan lahan di daerah yang telah ditetapkan sebagai lokasi pemindahan Ibu kota Negara RI tersebut.
"Hingga saat ini tercatat lebih dari 30 kebakaran lahan terjadi di wilayah Penajam Paser Utara," ucap Kepala Ex-Officio BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar ketika dihubungi, Sabtu.
Untuk kebakaran lahan terbesar lanjut ia, di wilayah RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga di RT 03 Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam.
Lahan di RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga RT 03 Desa Giripurwa yang terbakar tersebut merupakan lahan gambut dan masih dilakukan pemadaman.
Luasan lahan gambut yang tebal dan cuaca panas disertai angin kencang menambah kobaran api dan menjadikan api cepat merambat.
Data sementara BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, luasan lahan gambut yang terbakar di wilayah Kelurahan Petung dan Giripurwa tersebut sekitar 100 hektare dan masih mengeluarkan asap tebal.
Untuk penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara tersebut menurut Tohar, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membentuk tim gabungan, terdiri dari TNI/Polri. Satpol PP dan instansi terkait, serta organisasi kemasyarakatan.
"Tim gabungan dibentuk agar penanganan di lapangan lebih terkoordinir, sebab kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara mengalami peningkatan," jelas Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut.
Komandan Kodim atau Dandim 0913/Penajam Paser Utara Letkol Inf Mahmud selaku ketua tim penanganan kebakaran hutan dan lahan menyatakan, sedkitnya 210 personel disiagakan untuk menangani kabakaran lahan.
Satu pleton BKO (bawah komando operasi) Yon Zipur 17 lanjut Dandim, juga disiagakan untuk membantu percepatan pemadaman kebakaran lahan, terutama di wilayah Petung dan Giripurwa.
Sementara Kapolres Penajam Paser Utara menegaskan, telah melakukan pemeriksaan terhadap delapan saksi termasuk pemilik lahan menyangkut kebakaran lahan yang terjadi di Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Hingga saat ini tercatat lebih dari 30 kebakaran lahan terjadi di wilayah Penajam Paser Utara," ucap Kepala Ex-Officio BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar ketika dihubungi, Sabtu.
Untuk kebakaran lahan terbesar lanjut ia, di wilayah RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga di RT 03 Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam.
Lahan di RT 11 dan 12 Kelurahan Petung, hingga RT 03 Desa Giripurwa yang terbakar tersebut merupakan lahan gambut dan masih dilakukan pemadaman.
Luasan lahan gambut yang tebal dan cuaca panas disertai angin kencang menambah kobaran api dan menjadikan api cepat merambat.
Data sementara BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, luasan lahan gambut yang terbakar di wilayah Kelurahan Petung dan Giripurwa tersebut sekitar 100 hektare dan masih mengeluarkan asap tebal.
Untuk penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara tersebut menurut Tohar, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membentuk tim gabungan, terdiri dari TNI/Polri. Satpol PP dan instansi terkait, serta organisasi kemasyarakatan.
"Tim gabungan dibentuk agar penanganan di lapangan lebih terkoordinir, sebab kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara mengalami peningkatan," jelas Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut.
Komandan Kodim atau Dandim 0913/Penajam Paser Utara Letkol Inf Mahmud selaku ketua tim penanganan kebakaran hutan dan lahan menyatakan, sedkitnya 210 personel disiagakan untuk menangani kabakaran lahan.
Satu pleton BKO (bawah komando operasi) Yon Zipur 17 lanjut Dandim, juga disiagakan untuk membantu percepatan pemadaman kebakaran lahan, terutama di wilayah Petung dan Giripurwa.
Sementara Kapolres Penajam Paser Utara menegaskan, telah melakukan pemeriksaan terhadap delapan saksi termasuk pemilik lahan menyangkut kebakaran lahan yang terjadi di Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019